Sistem pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Dimana semua organ itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna nutrisi tubuh. Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh manusia akan selalu aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau jalan masuknya zat dari luar dengan bebas ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan. Dimana penyakit tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya. Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja organ-organ yang lainnya.
Diperlukan kewaspadaan dan pengetahuan untuk menghindari penyakit atau gangguan yang akan mengancam, seperti misalkan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang akan kita konsumsi, kebersihan mulut dan gigi, konsumsi makanan bergizi dan masih banyak yang lainnya.
Ada beberapa penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan manusia. Untuk menambah pengetahuan, di bawah ini kami uraikan apa saja penyakit yang dapat menyerang sistem pencernaan.
1. DIARE
Diare merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami. Dimana gangguan pencernaan ini akan membuat perut terasa mulas dan feses penderita menjadi encer. Gangguan ini terjadi karena selaput dinding usus besar si penderita mengalami iritasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menderita diare, dimana salah satunya yaitu karena penderita mengkonsumsi makanan yang tidak higenis atau mengandung kuman, sehingga dengan begitu gerakan peristaltik usus menjadi tidak terkendali serta di dalam usus besar tidak terjadi penyerapan air. Jika fases penderita bercampur dengan nanah atau darah, maka gejala tersebut menunjukan bahwa si penderita mengalami desentri yang mana gangguan itu disebabkan karena adanya infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar orang yang menderitanya.
2. GASTRITIS
Gastritis merupakan penyakit atau gangguan dimana dinding lambung mengalami peradangan. Gangguan ini disebabkan karena kadar asam klorida atau Hcl terlalu tinggi. Selain itu, Gastritis juga dapat disebabkan karena penderita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kuman penyebab penyakit.
Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
- Nyeri yang menggerogoti dan panas di dalam lambung
- Hilang nafsu makan
- Cepat merasa kenyang saat makan
- Perut kembung
- Cegukan
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Gangguan saluran cerna
- BAB dengan tinja berwarna hitam pekat
- Muntah darah
Temui dokter jika gejala gastritis selalu terasa setelah Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu, Anda merasakan gejala sakit maag selama seminggu lebih, Anda BAB dengan tekstur tinja hitam pekat, dan Anda muntah darah.
Sakit atau nyeri di perut tidak selalu menandakan adanya gastritis. Pengobatan biasanya bergantung pada penyebab penyakit ini.
Penyebab Gastritis
Berikut ini sejumlah hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya:
- Infeksi bakteri H. pylori
- Efek samping konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya ibuprofen dan aspirin) secara berkala
- Stres
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Reaksi autoimun
- Pertambahan usia
- Infeksi bakteri dan virus
- Penyakit Crohn
- Penyakit HIV/AIDS
- Refluks empedu
- Anemia pernisiosa
- Muntah kronis
Diagnosis Gastritis
Sejumlah hal akan dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis gastritis, mulai dari menanyakan gejala, meninjau riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, hingga melakukan pemeriksaan lanjutan. Beberapa contoh pemeriksaan lanjutan tersebut di antaranya adalah:
- Tes napas guna melihat keberadaan bakteri H. pylori.
- Endoskopi guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung. Pemeriksaan ini terkadang dikombinasikan dengan biopsi (pengambilan sampel jaringan pada daerah yang dicurigai mengalami radang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium). Metode biopsi juga bisa diterapkan oleh dokter untuk melihat keberadaan bakteri H. pylori.
- Pemeriksaan X-ray dan cairan barium guna melihat adanya tukak di dalam lambung.
- Pemeriksaan tinja untuk melihat adanya pendarahan dan infeksi di dalam lambung.
- Pemeriksaan kadar sel darah untuk melihat apakah pasien menderita anemia.
Pencegahan dan Pengobatan Gastritis
Jika Anda rentan terkena gejala gastritis, cobalah untuk membagi porsi makan Anda ke jadwal makan baru. Sebagai contoh, jika sebelumnya Anda suka makan dengan porsi besar tiap jadwal makan, ubah porsinya menjadi sedikit-sedikit sehingga jadwal makan Anda menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, hindari makanan berminyak, asam, atau pedas.
Jika Anda termasuk seseorang yang aktif mengonsumsi minuman beralkohol, maka kurangilah kebiasaan tersebut karena alkohol juga dapat menyebabkan gejala gastritis. Selain itu, kendalikan stres Anda.
Jika gejala gastritis sering kambuh setelah Anda menggunakan obat pereda sakit jenis anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) konsultasikan hal tersebut kepada dokter. Dalam kasus ini, dokter biasanya akan mengganti OAINS dengan obat pereda nyeri golongan lain seperti paracetamol.
Gejala penyakit gastritis bisa reda jika ditangani dengan benar. Ada beberapa obat yang biasanya diresepkan oleh dokter, di antaranya:
- Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala gastritis dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Salah satu contoh obat penghambat histamin 2 adalah ranitidine.
- Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki kinerja yang sama seperti penghambat histamin 2, namun lebih efektif. Salah satu contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole.
- Obat antasida. Obat ini mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara cepat dengan cara menetralisir asam lambung.
- Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang kondisinya diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri. Contoh obat antibiotik adalah amoxicillin, clarithromycin, dan metronidazole
3. Maag
Maag merupakan penyakit yang sudah tidak aneh lagi untuk kita semua, karena penyakit yang satu ini biasanya dialami oleh banyak orang. Maag merupakan penyakit atau gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya rasa perih pada dinding lambung, selain itu maag juga disertai dengan adanya rasa mual dan perut menjadi kembung. Gangguan ini terjadi karena tingginya kadar asam lambung. Penyebab utama gangguan ini yaitu karena pola makan penderita tidak baik atau tidak teratur, stres dan lain sebagainya. Helicobakter pylori, merupakan bakteri penyebab terjadinya maag pada manusia.
4. KONSTIPASI ATAU SEMBELIT
Sembelit merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan dimana si penderita akan mengeluarkan fases yang keras. Gangguan ini terjadi disebabkan karena usus besar menyerap air terlalu banyak. Sembelit disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan berserat seperti misalkan buah dan sayur atau kebiasaan buruk yang selalu menunda buang air besar.
5. HEMAROID ATAU WASIR
Hemaroid atau yang lebih dikenal dengan wasir yaitu pembengkakan berisi pembuluh darah yang membesar. Pembuluh darah yang terkena gangguan ini yaitu berada di sekitar atau di dalam bokong, entah itu di dalam anus atau di dalam rektum. Biasanya kebanyakan hemaroid yaitu penyakit ringan serta tidak menimbulkan adanya gejala. Jika saja seseorang terdapat gajala wasir, maka hal yang sering terjadi seperti misalkan:
- Adanya pendarahan setelah buang air besar, dimana dengan warna darah merah terang.
- Adanya benjolan yang tergantung di luar anus. Biasanya benjolan ini harus didorong kembali ke dalam anus setelah melakukan buang air besar.
- Adanya rasa gatal di sekitaran anus.
Hemaroid atau wasir biasanya sering dialami oleh mereka yang terlalu lama duduk atau wanita yang tengah hamil.
6. APENDISITIS
Apendisitis merupakan gangguan sistem pencernaan yang mana umbai cacing atau usus buntu mengalami peradangan. Apendisitis ini biasanya terjadi ketika ada sisa-sisa makanan yang terjebak serta tidak bisa keluar di umbai cacing. Sehingga lama kelamaan umbai cacing tersebut akan menjadi busuk serta akan menimbulkan peradangan yang menjalar ke usus buntu. Jika umbai cacing tidak segera dibuang, maka lama kelamaan akan pecah. Dimana peradangan usus buntu ini biasanya ditandai dengan terdapatnya nanah. Bila gangguan atau penyakit ini tidak terawat, maka akan menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi.
7. TUKAK LAMBUNG
Tukak lambung merupakan keadaan dimana dinding lambung terluka. Gangguan ini disebabkan karena terkikisnya lapisan dinding lambung itu sendiri. Luka yang muncul ini juga bisa saja muncul pada dinding duodenum atau usus kecil serta esofagus atau kerongkongan.
Penyakit yang satu ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Namun meskipun begitu, orang di atas usia 60 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi mengalmi penyakit ini.
Gejala yang biasanya muncul yaitu, penderita akan merasa nyeri atau perih pada bagian perut. Rasa nyeri yang muncul akan menyebar ke leher, terasa semakin perih saat perut kosong, muncul ketika malam hari, akan hilang dan kambuh lagi pada minggu kemudian.
8. RADANG USUS BUNTU
Gangguan atau penyakit yang satu ini menyerang usus buntu. Dimana keadaan ini terjadi karena usus buntu terinfeksi oleh bakteri. Radang usus buntu terjadi karena lubang antara usus buntu dan usus besar tersumbat oleh lendir atau biji cabai.
9. SARIAWAN
Seperti yang kita ketahui, sariawan merupakan gangguan sistem pencernaan yang biasanya muncul di sekitar mulut. Ketika kita mengalami gangguan ini maka ketika makan akan merasakan perih. Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga lidah atau rongga mulut. Dimana penyebab yang paling mendasar dari penyakit ini yaitu kurangnya vitamin C.
10. KOLIK
Kolik merupakan suatu rasa nyeri yang muncul pada perut, dimana rasa nyeri ini akan hilang dan timbul. Rasa nyeri yang timbul biasanya disebabkan karena saluran di dalam rongga perut tersumbat, seperti misalkan usus, saluran kencing, empedu dan saluran telur pada wanita. Salah satu penyebab gangguan ini yaitu karena mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam atau makan terlalu banyak.
11. GIZI BURUK ATAU MALLNUTRISI
Gizi buruk terjadi karena pembentukan enzim mengalami gangguan. Gizi buruk ini disebabkan karena sel-sel pankreas atropi mengalami kehilangan reticulum endoplasma terlalu banyak.
12. KERACUNAN
Keracunan biasanya disebabkan karena salah mengkonsumsi makanan. Dimana keracunan biasanya terjadi karena pengaruh bakteri seperti bakteri Salmonela, yang mana akan menyebabkan penyakit tipus dan paratipus.
13. CACINGAN
Penyakit cacingan tentunya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena hampir 80 % orang Indonesia mengalami penyakit yang satu ini. Cacingan merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia. Penyakit ini biasanya dialami oleh anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa tidak akan mengalaminya.
Itulah beberapa penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan. Semoga setelah mengetahui berbagai macam penyakit di atas, anda bisa lebih waspada lagi untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan anda sendiri.
Sumber:Alodokter
Penyakit dan gangguan sistem pencernaan yang paling umum
1. Diare
Diare adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh keracunan makanan (kontaminasi bakteri), alergi makanan tertentu, atau makan sesuatu di saat yang tidak tepat (misalnya, makan pedas saat perut kosong).
Diare merupakan gangguan sistem pencernaan yang paling sering terjadi pada banyak orang. Mulai dari anak-anak sampai lansia pasti pernah diare minimal sekali seumur hidup.
Anda dikatakan mengalami diare saat frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali per hari dengan tekstur feses yang encer. Gejala diare juga
dapat disertai dengan:
- Rasa ingin segera BAB
- Muntah
- Mual
- Sakit perut melilit, atau perut terasa tidak nyaman
Diare merupakan penyakit umum yang mudah dibati. Namun, kondisi Anda bisa makin parah bila diare tidak ditangani dengan baik.
Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, dan feses berdarah. Diare parah juga dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi dan kehilangan nutrisi.
2. Sembelit
Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa satu kali sehari atau hanya satu kali dalam seminggu. Ini cemderung masih normal.
Anda bisa dikatakan sembelit (konstipasi) apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih sulit dari biasanya. Orang awam mungkin lebih kenal dengan sebutan susah buang air besar atau susah BAB.
Sembelit dapat disebabkan oleh perubahan pola atau asupan nutrisi yang Anda makan. Beberapa faktor penyebab sembelit kemungkinan adalah beberapa hal berikut:
- Kebanyakan minum susu
- Kurang makan serat
- Tidak aktif bergerak
- Kurang minum air
- Sedang menggunakan obat antasida yang mengandung kalsium atau aluminium
- Sedang stres
Sembelit bukan termasuk gangguan sistem pencernaan yang serius, tetapi Anda pasti merasa tidak nyaman.
Sembelit dapat dicegah dan diobati dengan makan makanan berserat seperti pepaya atau sayuran hijau, minum air mineral yang banyak, dan berolahraga.
3. Ambeien
Ambeien atau wasir, alias hemoroid dalam istilah medis, adalah peradangan dan pembengkakan pada pembuluh darah di lubang anus Anda.
Beberapa penyebab dari wasir adalah sembelit atau diare yang sangat parah karena harus mengejan terlalu keras dan lama, serta kurang makan berserat.
Adanya darah yang keluar saat Anda buang air besar dapat menjadi tanda bahwa Anda punya ambeien.
Ambeien bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air besar sehingga Anda takut untuk buang air besar. Namun, menahan BAB justru bisa membuat wasir Anda tambah parah.
Hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani gangguan sistem pencernaan ini adalah dengan makan banyak serat, minum air yang banyak, dan berolahraga.
Beberapa obat wasir nonresep di apotek juga dapat membantu Anda mengempiskan bengkak wasir, tapi tetap harus diimbangi dengan makan banyak serat.
4. Gastritis
Gastritis adalah kondisi peradangan dan iritasi yang menyebabkan pengikisan lapisan dinding lambung akibat kelebihan asam lambung.
Muntah kronis, stres, atau penggunaan obat antiradang jangka panjang dapat memicu penyakit pencernaan ini. Infeksi bakteri H. Pylori dan virus juga dapat menyebabkan gastritis.
Gejala dari gastritis pada umumnya adalah mual, muntah, perut kembung, sakit perut, kurang nafsu makan, dan perut terasa terbakar di antara waktu makan atau pada malam hari.
Untuk mengobati gangguan sistem pencernaan ini, dokter dapat meresepkan Anda obat yang mengurangi produksi asam lambung. Antara lain:
- Obat antasida.
- Obat Antihistamine-2 (H2): famotidine, cimetidine, ranitidine, dan nizatidine.
- Obat Pompa penghambat proton (PPI): omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
Jika gastritis spesifik disebabkan oleh infeksi H. pylori, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri dan agar gastritis tidak menyebabkan komplikasi.
5. Radang usus buntu
Radang usus buntu atau apendisitis adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada appendix atau usus buntu. Hal ini bisa disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh tinja, benda asing, kanker, atau karena infeksi.
Gejala dari gangguan sistem pencernaan ini meliputi:
- Nyeri di dekat pusar
- Mual
- Muntah
- Demam
- Susah kentut
- Nyeri saat kencing
- Perut kram
- Tidak nafsu makan
Untuk mengobati apendisitis diperlukan operasi untuk mengangkat usus buntu. Tanpa usus buntu, Anda tidak akan mengalami masalah berarti.
Apendisitis yang dibiarkan justru berbahaya karena dapat pecah dan menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
6. Divertikulitis
Divertikula adalah kantong-kantong kecil yang dapat terbentuk di sepanjang saluran pencernaan. Kantong-kantong ini paling sering ditemukan di usus besar. Ketika kantong meradang atau terinfeksi, maka kondisi ini disebut sebagai divertikulitis.
Divertikulitis sering ditemukan terutama pada orang di atas usia 40 tahun dan jarang menimbulkan keluhan.
Gejala dari penyakit pada pencernaan di usus besar ini adalah:
- Perdarahan pada rektum
- Demam
- Sakit perut
- Perut kembung
- Diare atau sembelit
- Muntah dan mual
Obesitas dan kurang makan serat dapat menjadi faktor risiko divertikulitis. Maka untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan divertukulosis Anda bisa mengonsumsi makanan berserat, obat-obatan dokter seperti antibiotik, dan sumber probiotik.
Jika divertikulitis Anda menyebabkan komplikasi, Anda mungkin perlu perawatan tambahan.
7. Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan pembentukan endapan keras seperti batu di kandung empedu. Batu ini terbentuk dari kelebihan kolesterol atau zat sisa yang mengkristal saat kantung empedu tidak kosong dengan baik.
Batu empedu mungkin memunculkan gejala nyeri di perut bagian kanan atas. Nyeri ini muncul saat batu empedu menghalangi saluran yang menyambungkan kandung empedu dengan usus.
Batu empedu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik, berat badan, masalah pada kandung empedu, dan pola makan buruk.
Jika Anda obesitas, punya diabetes, mengonsumsi obat penurun kolesterol, atau terlalu cepat menurunkan berat badan, Anda juga akan lebih berisiko mengalami batu empedu.
8. Jaundice
Jaundice atau biasa dikenal sebagai penyakit kuning adalah gangguan yang menyerang sistem pencernaan di hati.
Gangguan proses pencernaan di hati (liver) dapat menyebabkan tubuh mengalami kelebihan zat bilirubin. Bilirubin adalah sisa pecahan sel darah merah yang diproses oleh hati untuk disalurkan ke sistem pencernaan dan dibuang bersama feses.
Apabila liver atau organ hati rusak, bilirubin bisa bocor masuk ke jaringan tubuh yang lain. Inilah yang kadang menyebabkan kulit dan bagian putih mata penderita jaundice berwarna kekuningan.
Beberapa gejala lain jaundice selain kulit dan mata berwarna kuning adalah:
- Feses berwarna kuning atau putih pucat
- Urin berwarna gelap
- Rasa gatal di seluruh badan
9. Irritable bowel syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome atau biasa disingkat sebagai IBS adalah gangguan sistem pencernaan yang menyerang usus besar. Tanda dan gejala dari penyakit pencernaan ini termasuk:
- Kram
- Sakit perut
- Kembung
- Diare
- Sembelit
Penyebab IBS belum diketahui pasti. Kemungkinan gangguan sistem pencernaan ini disebabkan oleh usus besar yang terlalu sensitif, atau masalah pada sistem kekebalan tubuh.
IBS umum dipicu oleh beberapa faktor berikut:
- Kontraksi otot usus yang terlalu kuat dan lama sehingga menyebabkan gas, perut kembung, dan diare.
- Kontraksi otot usus lemah sehingga memperlambat jalannya makanan di dalam usus dan menyebabkan feses kering dan mengeras.
- Peradangan di usus
- Kelainan sistem saraf di sistem pencernaan dapat disebabkan karena koordinasi penyampaian sinyal yang buruk antara otak dan usus. Alhasil, sistem pencernaan jadi bereaksi berlebihan dan mengakibatkan beberapa gejala IBS seperti perut kembung atau sembelit.
Untung mengatasi IBS, Anda harus dapat mengendalikan gejalanya. Caranya dengan mengatur pola makan, gaya hidup, dan menghindari stres. IBS adalah kondisi kronis yang harus Anda kelola untuk jangka panjang.
10. Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa adalah gangguan sistem pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah gula alami yang disebut sebagai laktosa. Laktosa dapat ditemukan di makanan dan minuman yang mengandung susu, seperti yogurt dan susu.
Seseorang tidak toleran terhadap laktosa ketika usus kecilnya tidak mampu membuat enzim laktase yang cukup untuk mencerna dan memecah laktosa.
Ketika penyakit pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan masuk ke usus besar. Bakteri di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa sehingga menyebabkan gejala seperti kembung dan diare.
11. Dispepsia (maag)
Dispepsia adalah gangguan sistem pencernaan yang gejala umumnya berupa nyeri pada lambung dan sakit ulu hati. Orang awam lebih akrab menyebut kondisi ini dengan istilah maag.
Maag atau dispepsia itu sendiri bukan penyakit, melainkan sekumpulan gejala gangguan pencernaan. Gaya hidup dan pola makan yang buruk, obat-obatan, hingga masalah kesehatan tertentu dapat menyebabkan kondisi ini.
Gejala maag atau dispepsia antara lain:
- Kembung
- Mual
- Bersendawa
- Dada bawah atau perut bagian atas rasanya tidak nyaman
Gejala ini umumnya terjadi setelah makan atau minum sesuatu. Dispepsia dapat menyebabkan perut terasa penuh dan kembung atau tidak nyaman walaupun Anda tidak baru saja makan banyak. Anda juga dapat mengalami beberapa gejala yang bersamaan.
Untuk mengatasi maag, dokter dapat memberikan beberapa resep obat, anjuran makanan yang sesuai dengan kondisi pencernaan Anda, dan juga terapi psikologis.
12. Penyakit hati
Organ liver atau hati berfungsi penting untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh Anda dari zat beracun.
Penyakit yang menyerang sistem pencernaan hati dapat disebabkan karena keturunan atau genetik. Selain itu, virus dan konsumsi alkohol berlebih juga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Tanda dan gejala penyakit hati antara lain:
- Kulit dan mata yang tampak kekuningan (akibat jaundice)
- Perut terasa nyeri dan bengkak
- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
- Kulit gatal
- Warna urin gelap
- Warna tinja pucat, menghitam, atau terkontaminasi darah
- Mengalami kelelahan kronis
- Mual atau muntah
- Kehilangan selera makan
- Cenderung mudah memar
Seiring berjalannya waktu, gangguan pada sistem pencernaan liver dapat menyebabkan luka dan jaringan parut (sirosis hati).
Sakit liver merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal fungsi hati jika tidak ditangani.
13. Pankreatitis
Pankreatitis adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh peradangan pada pankreas.
Pankreatitis dapat muncul tiba-tiba dan sembuh dalam jangka pendek (pankreatitis akut) atau berlangsung lama yang dapat makin memburuk (pankreatitis kronis). Pankreatitis kronis dapat menyebabkan kerusakan parah pada pankreas.
Penyebab pankreatitis bisa karena adanya batu empedu, sering minum minuman beralkohol, mengonsumsi obat yang merusak pankreas dan kelainan genetik.
Gejala pankreatitis dapat meliputi:
- Rasa sakit di perut bagian atas yang dapat menyebar ke punggung
- Mual dan muntah
- Demam
- Denyut nadi cepat
- Berat badan menurun drastis
Untuk mengobati pankreatitis, umumnya Anda harus ke dokter. Nantinya dokter akan melakukan perawatan melalui cairan infus atau intravena (IV), obat penghilang rasa sakit, dan obat-obatan lainnya. Operasi pankreas juga diperlukan apabila terjadi komplikasi.
Jika Anda menderita penyakit pencernaan ini, dokter umumnya akan menyarankan Anda untuk tidak mengonsumsi makanan berlemak dan alkohol yang dapat memperburuk kondisi pankreas.
14. Penyakit tukak lambung (ulkus peptikum)
Ulkus peptikum atau penyakit tukak lambung merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan luka pada lapisan perut atau usus halus (duodenum).
Orang yang menggunakan obat pereda nyeri NSAID jangka panjang seperti aspirin dan ibuprofen, atau terinfeksi bakteri H. pylori kemungkinan besar bisa berisiko terkena tukak lambung.
Gejala penyakit pencernaan ini dapat berupa:
- Nyeri di bagian perut
- Perut terasa panas
- Mual
- Muntah
- Sendawa terus
Untuk mengatasi sakit tukak lambung, dokter dapat meresepkan obat antasida yang mudah ditebus di apotek. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik apabila penyebabnya adalah infeksi bakteri H. Pylori atau obat golongan Proton Pump Inhibitors (PPIs).
15. Kolitis ulserativa
Kolitis ulserativa adalah penyakit pencernaan yang terjadi dalam waktu lama (kronis)
Gangguan sistem pencernaan ini ditandai dengan adanya peradangan pada usus besar. Peradangan di usus besar dapar menyebabkan iritasi, pembengkakan, dan luka yang disebut bisul pada lapisan dalam usus besar.
Gejala kolitis ulserativa bisa ringan hingga berat. Berikut adalah gejala umumnya:
- Sakit perut
- Perut kram
- Diare
- Kembung
- Nafsu makan berkurang
- Lelah terus menerus
Kebanyakan orang mengalami gejala yang hilang-timbul, berminggu-minggu atau bahkan tahunan.
Namun, kolitis ulseratif yang tidak diatasi dengan baik dapat segera memburuk. Untuk mengatasi penyakit pencernaan ini, dokter bisa memberikan obat-obatan seperti aminosalisilat, kortikosteroid, imunomodulator. Operasi juga dibutuhkan bila radang usus besar ini menimbulkan komplikasi.
16. KOLERA
Pengertian Kolera
Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholera serogrup 01 atau 0139 dalam usus halus. Kolera bertanggung jawab terhadap 2,9 juta kasus dan 95.000 kematian per tahun di seluruh dunia.
Gejala Kolera
Infeksi kolera seringkali menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, tetapi terkadang dapat menimbulkan gejala berat. Kurang lebih 1 dari 10 orang yang terinfeksi akan mengalami gejala berat yang ditandai dengan diare cair, muntah, dan kram tungkai. Pada 10 persen pasien tersebut, hilangnya cairan tubuh yang cepat dapat menyebabkan dehidrasi berat yang berujung pada syok hipovolemik (kegagalan organ-organ tubuh karena kurangnya volume cairan dalam tubuh). Jika tanpa penanganan maka kematian bisa terjadi dalam hitungan jam. Dari pertama kali tubuh terinfeksi, butuh waktu dari hitungan jam sampai 5 hari untuk menunjukkan gejala, dengan rata-rata onset gejala 2—3 hari.
Penyebab dan Faktor Risiko Kolera
Seseorang dapat terinfeksi kolera dengan mengonsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri kolera. Pada kondisi epidemik, sumber kontaminasi seringkali adalah feses dari orang yang sedang terinfeksi dan terbawa ke makanan dan minuman sehingga dapat menyebar ke orang banyak. Penyakit ini umumnya tidak dapat tersebar dari orang ke orang, sehingga kontak fisik dengan pengidap bukan merupakan risiko terinfeksi kolera. Faktor risiko terjangkitnya kolera, antara lain sanitasi yang buruk dan kelompok ekonomi sosial menengah ke bawah.
Diagnosis Kolera
Baku emas untuk mendiagnosis kolera, yaitu dengan kultur feses untuk mengetahui dengan pasti bakteri penyebab diare adalah Vibrio cholerae. Pada daerah dengan fasilitas laboratorium yang terbatas, penggunaan Crystal VC dipstick rapid test sebagai alternatif.
Penanganan Kolera
Penanganan kolera mencakup penggantian cairan sesegera mungkin dibarengi dengan penggantian elektrolit. Penanganan dengan diberikan solusi rehidrasi oral (ORS), yaitu campuran gula dan garam yang dilarutkan dalam 1 liter air dan diberikan dengan jumlah yang banyak tergantung tingkat keparahan dehidrasi. ORS tersedia dalam bentuk kemasan. Pada kasus yang berat, diperlukan penggantian cairan dan elektrolit melalui vena (infus). Dengan penanganan rehidrasi yang tepat, tercatat kematian karena kolera mencapai angka lebih rendah dari 1 persen.
Pencegahan Kolera
Risiko terkena kolera cukup rendah jika hal-hal berikut ini diperhatikan:
- Konsumsi minuman hanya dari air kemasan yang telah diproses secara kimiawi.
- Cuci tangan dengan sabun.
- Jika tidak tersedia sabun, gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
- Gunakan air kemasan atau air yang telah dimasak untuk mencuci peralatan makan.
- Konsumsi makanan kemasan atau yang baru dimasak dan dihidangkan masih panas.
- Hindari makan makanan mentah atau setengah matang.
- Buang feses dengan cara yang tepat untuk menghindari kontaminasi sumber air dan sumber makanan.
Posting Komentar