Recent Posts

 


Berikut saya share beberapa jenis eksperimen fisika yang layak untuk dicoba didalam kelas, agar pembelajaran dikelas tidak membosankan karena disajikan secara monoton.. silahkan di coba ya!!!


Interaksi Magnet 

Selama beratus tahun, kita mengetahui kegunaan magnet. Beberapa benda merspon gaya yang diberikan magnet, atau tertarik; namun ada yang tidak terpengaruh. Apa saja benda yang dapat dipengaruhi oleh magnet? Coba eksperimen ini dan cari tahu!

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Sebuah magnet batang
2. Paku payung (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
3. Sebuah pensil
4. Sebuah penghapus
5. Selembar kertas
6. Pisau (hati-hati, mintalah orang yang lebih tua untuk membantumu)
7. Kunci
8. Koin
9. Kain bekas
10. Sisir
11. Peralatan alumunium
12. Selembar pita kaset bekas

Cobalah Ini:
Sentuhkan magnet batangmu ke masing-masing benda. Benda apa saja yang tertarik dan menempel pada batang magnet? Benda apa saja yang tidak tertarik oleh magnet?
Catatlah hasilnya pada tabel dibawah dengan memberikan tanda dibawah tulisan ya untuk benda yang tertarik oleh magnet atau tidak untuk benda yang tidak tertarik oleh magnet. Tuliskan juga dari bahan apa benda-benda tersebut dibuat pada tabel bertuliskan bahan. Cobalah dengan benda lainnya!
Fakta Mengenai Magnet:
Apakah kamu mendapati bahwa hanya benda yang berasal dari besi dan baja saja yang tertarik dengan magnet? Ternyata magnet juga menarik kobalt dan nikel.
Umumnya magnet terbuat dari besi dan baja, biasanya juga merupakan campuran dengan bahan lain seperti kobalt dan nikel. Tapi beberapa magnet terbuat dari plastik dan keramik yang dicampur dengan serbuk magnet

Gaya Tegangan Permukaan
Kali ini kita akan melihat bagaimana gaya tegang permukaan air dapat dipengaruhi oleh zat lainnya. Kira-kira apa yang akan terjadi dengan permukaan airnya ya?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu helai benang berukuran sekitar 15 cm
2.Wadah berisi air
3.Sabun cair

Cobalah Ini:
Letakkanlah benang dalam bentuk melingkar diatas permukaan air, tapi jangan diikat. Pastikan benang tersebut mengambang. Tidak tenggelam. Kemudian teteskanlah setetes sabun cair pada posisi ditengah lingkaran benang tersebut. Perhatikan apa yang terjadi pada benangnya!

Apa yang terjadi?
Benang yang tadinya berbentuk lingkaran perlahan-lahan melebar sehingga ujung-ujungnya memisah. Hal ini karena pada awalnya, gaya tegang permukaan menahan posisi benang sehingga bisa berbentuk lingkaran. Tapi kemudian setelah ditetesi sabun cair, daerah disekitar tetesan sabun tersebut menjadi lemah ikatannya. Dan daerah permukaan diluar benang yang ikatan molekul airnya lebih kuat akan menarik benang sehingga bentuk benang menjadi melebar dan tidak lagi berbentuk lingkaran.

Bermain Sulap dengan Magnet 

Apakah magnet dapat berinteraksi tanpa menyentuh bendanya? Para ilmuwan telahmencobanya melalui udara, air, kaca, dan benda lainnya. Kamu dapat mencobanya dan tunjukkanlah “Sulap” ini kepada teman-temanmu.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sebuah magnet batang atau magnet U
2.Penjepit kertas
3.Serbuk besi atau benda dari besi lainnya
4.Selotip
5.Kertas
6.Gelas
7.Air
8.Benang

Cobalah Ini:
1. Ikat penjepit kertas pada ujung benang. Lalu tempelkan ujung benang yang lainnya dengan selotip pada meja atau lantai. Pelan-pelan dekatkan magnet kearah penjepit kertas sampai penjepit kertas tersebut tertarik. Hati-hati, jangan sampai penjepit kertasnya menempel di magnet. Cobalah kamu angkat magnet keatas perlahan-lahan, usahakan jarak magnet ke penjepit kertas selalu sama, apakah penjepit kertasnya akan terbawa keatas mengikuti magnet?
2. Coba letakkan magnet di meja atau lantai, lalu tutupi dengan selembar kertas. Setelah itu letakkan penjepit kertas diatasnya, usahakan jaraknya tidak terlalu jauh dari ujung magnet. Dekatkan secara perlahan-lahan. Apa yang terjadi, apakah penjepit kertasnya tertarik oleh magnet?
Taruh serbuk besi kedalam gelas. Jika tidak ada cobalah cari benda yang terbuat dari besi seperti paku. Setelah itu, dekatkan magnet dari luar gelas. Apakah serbuk besi yang ada dalam gelas bisa tertarik oleh magnet?

3. Sekarang, tuangkan air kedalam gelas berisi serbuk besi tadi. Lalu cobalah dekatkan magnet dari luar gelas lagi. Kali ini apakah serbuk besinya tertarik oleh magnet? Setelah selesai, segera buang airnya dan keringkan serbuk besinya dengan tissue agar tidak karatan.
Fakta Mengenai Magnet:
Ternyata, magnet bisa menarik benda-benda yang terbuat dari besi walaupun ada penghalang berupa udara, air, kertas, maupun kaca. Jadi magnet bisa menarik besi tanpa perlu bersentuhan dengan besinya secara langsung. Asalkan penghalangnya tidak terlalu tebal untuk magnet yang kecil

Gaya Angkat Udara 

Percaya atau tidak, kamu bisa membuat dua benda bermassa sama, terapung dan tenggelam masing-masing secara bersamaan. Jadi, ketika kamu meletakkan dua benda tersebut kedalam air, yang satu akan terapung, satu lagi tenggelam. Koq bisa?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua benda bermassa sama. Kamu bisa menggunakan 2 tumpukkan yang masing-masing berisi 5 keping logam 500 rupiah
2.Dua lembar kertas karton berukuran 20x20 cm
3.Dua lembar alumunium foil berukuran 20x20 cm
4.Satu baskom besar berisi air

Cobalah Ini:
Lapisilah masing-masing karton dengan alumunium foil. Lalu, ambil salah satunya dan bentuklah menjadi sebuah wadah menyerupai box untuk membungkus kue tart (kita akan menyebutnya menyerupai kapal-kapalan). Letakkan 5 tumpuk koin di dalamnya.
Ambillah 5 tumpuk koin lainnya dan bungkuslah dengan karton yang belum digunakan. Kamu bisa membungkusnya dengan berbagai cara. Lebih baik kamu bentuk seperti gumpalan kertas biasa.
Letakkanlah keduanya diatas permukaan air secara bersamaan. Apa yang terjadi?

Apa yang terjadi?
Koin yang berada didalam kapal-kapalan terapung. Sedangkan koin yang berada didalam gumpalan kertas akan tenggelam. Hal ini terjadi karena air memiliki gaya angkat yang sama pada tiap benda. Gaya tersebut berkerja sesuai luas permukaan bendanya itu sendiri. Pada bentuk kapal-kapalan, bagian dasar kapal-kapalan memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada bentuk gumpalan kertas biasa. Sehingga kapal-kapalan itu menangkap gaya apung lebih banyak dan membuatnya bisa tetap ada di permukaan air meski membawa beban yang sama.
Hal ini juga menjelaskan kenapa kapal laut atau sekoci kecil bisa mengapung di permukaan air.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu mungkin pernah menggunakan kata gaya dan tekanan. Tapi apa kamu mengerti apa arti kata gaya dan tekanan itu? Pada percobaan ini, kita akan mengenal gaya dan tekanan lebih dekat. Yuk coba!

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Alat penghisap (Tabung suntik atau semacamnya. Ingat, tanpa jarum)

Cobalah Ini:
Kali ini kita akan mencoba menggunakan tabung suntik untuk melakukan simulasinya. Posisikanlah katup tabung suntik pada keadaan tertutup. Kemudian, tariklah hingga mencapai 1 nya. Pastikan 1 tabung tersebut terisi udara. Kemudian, tahanlah bagian mulut tabung dan tarik dengan kuat katup tabung suntik. Dengan cepat, lepaskanlah. Apa yang terjadi dengan katup tabung?

Apa yang terjadi?
Katup tabung akan kembali ke posisi semula. Hal ini karena ketika kamu menarik katup tabung, kamu memberikan gaya untuk memperbesar volum dalam tabung. Nah, karena volumnya bertambah dan tidak ada udara yang keluar masuk, tekanan menjadi semakin kecil. Sedangkan tekanan udara diluar tabung tetap. Artinya, keadaan tekanan udara diluar tabung lebih besar daripada didalam tabung. Karena tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, maka tekanan udara diluar tabung akan mendorong katup ke posisinya semula. Dimana tekanan pada posisi tersebut adalah sama dengan tekanan diluar tabung.

Aliran Udara
Apakah tiupan udara akan selalu membuat benda melengkung membesar? Ternyata tidak juga. Coba kamu lakukan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buku yang sama besar atau banda lain yang berukuran sama
2. Selembar kertas
3. Sedotan
Cobalah Ini:
Letakkanlah selembar kertas diantara dua buah buku, sehingga menyerupai sebuah jembatan. Pastikan bentuk kertasnya tidak melengkung. Kemudian, dengan menggunakan sedotan, tiuplah bagian bawah kertas yang berada diantara dua buku. Perhatikanlah apa yang terjadi dengan kertasnya.

Apa yang terjadi?

Ketika kamu meniup di bagian bawah kertas, kamu akan melihat kertas akan melengkung kedalam mendekati sedotan. Tidak terbang atau tertiup keluar.
Ketika kamu meniup, kamu membuat tekanan udara dibawah kertas menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan tekanan udara diatas kertas. Sehingga tekanan udara diatas kertas akan menekan kertas kebawah, dan bentuk kertas akan melengkung mendekati sedotan dan tidak terbang keatas.

Arus Pendek 

Kita mengetahui listrik harus melalui rangkaian tertutup untuk dapat mengalir. Tapi terkadang, aliran listrik dapat terganggu. Cobalah eksperimen ini untuk mengetahui apa itu arus pendek dan apa yang dapat terjadi akibat arus pendek.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua kabel 30 cm
2. Bola lampu kecil dan soketnya
3. Baterai 9 volt
4.Kancing baterai

Cobalah Ini:
Kelupas plastik kabel pada kedua ujung kebel dan pada bagian tengah kabel. Hubungkan masing-masing kabel pada masing-masing kutub baterai dan hubungkan dengan soket lampu. Perhatikan apa yang terjadi?
BAHAYA! Sekarang, dengan cepat hubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas. Lakukan ini hanya selama dua detik saja, dan pastikan tanganmu MENYENTUH BAGIAN PLASTIK KABEL. Kabelnya mungkin akan terasa panas. Apa yang terjadi pada lampu?
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika kamu membuat rangkaian listrik biasa, listrik akan memanaskan kawat filamen yang ada pada bola lampu dan membuatnya menyala. Tapi ketika kamu menyilangkannya (menghubungkan bagian tengah kabel yang terkelupas tadi), lampu akan mati. Ingatlah: Listrik akan mengambil lintasan yang lebih mudah (lebih pendek) dari suatu rangkaian.
Ketika kamu menyilangkannya, kamu membuat arus pendek. Arus pendek ini tidak akan memanaskan filamen bola lampu agar menyala, tapi justru akan memanaskan kabel. Kamu mungkin akan mencium bau hangus ketika ini terjadi.

ARUS PENDEK SANGAT BERBAHAYA DAN DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN BESAR. JADI SELALU WASPADA DENGAN MATA DAN HIDUNGMU UNTUK MELIHAT DAN MENCIUM APABILA ADA TANDA-TANDA ARUS PENDEK.

Fiber Berkas Cahaya

Kamu mengetahui bahwa cahaya terdiri dari 3 warna dasar, biru, hijau, merah. Bedakan dengan warna primer biru, kuning, merah. Nah, pada percobaan ini kamu akan mencoba memilah cahaya-cahaya tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Filter warna biru, hijau, merah. Kamu bisa menggunakan plastik transparan berwarna
2.Beberapa gambar dengan warna garis yang berbeda, biru, hijau, merah.

Cobalah Ini:
Ambil salah satu gambar, kemudian letakkan filter diatasnya. Perhatikan apa yang terjadi dengan gambarnya. Cobalah dengan filter warna lain.
Setelah itu, kamu harus mencoba dengan gambar berwarna lainnya dan dengan filter yang berbeda. Apa yang kamu amati pada gambar tersebut?

Apa yang terjadi?
Kamu akan mellihat gambar dengan warna biru akan terlihat oleh filter selain biru, merah oleh selain merah, dan hijau oleh selain hijau.
Filter berkerja dengan menyaring cahaya yang lewat. Filter hijau akan menyaring warna hijau saja yang bisa lewat.
Suatu benda terlihat berwarna, katakanlah benda akan terlihat berwarna hijau karena cahaya berwarna selain hijau diserap oleh benda hijau tersebut dan yang dipantulkan ke mata kita hanyalah cahaya berwarna hijau.
Filter hijau akan meneruskan hanya cahaya hijau pada seluruh permukaan filter. Sehingga ketika gambar berwarna hijau kita lihat dengan filter hijau, kita tidak akan bisa melihat gambar hijau tersebut karena bercampur dengan hijau pada seluruh permukaan filter. Sedangkan ketika kita melihat warna merah melalui filter hijau, warna hijau yang diteruskan filter akan diserap oleh warna merah dan tidak dipantulkan ke mata kita. Sehingga kita hanya akan melihat warna hitam/gelap.

Cara Kerja Sedotan

Kamu pernah menggunakan sedotan kan. Mungkin bukan benda yang aneh. Karena ketika kita ingin meminum air, kadang kita menggunakan sedotan. Dan banyak orang yang merasa lebih nikmat minumnya dengan menggunakan sedotan. Tapi, bagaimana sebenarnya cara kerja sedotan? Apa kamu tahu?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Gelas berisi minuman.
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Tuanglah air kedalam gelas. Kamu bisa mengisinya dengan apa saja. Air putih, susu, atau sirup. Tapi jangan air mentah! Masukkanlah sedotan kedalam gelas. Sekarang, cobalah kamu minum.

Apa yang terjadi?
Ketika kamu minum, kamu mungkin berpikir kamu sedang menghisap air yang ada dalam gelas. Tapi sebenarnya kamu sedang membuat tekanan udara di dalam sedotan hingga kedalam mulutmu menjadi lebih kecil daripada tekanan udara yang berada disekitarmu. Akibatnya, tekanan udara disekitarmu akan mendorong air masuk kedalam sedotan dan membuat air minuman itu bisa masuk kedalam mulutmu. Sehingga kamu bisa minum dengan leluasa.

Cermin Cekung dan Cermin Cembung

Kamu mengetahui ada beberapa jenis cermin. Tapi kamu mungkin hanya memahami dengan jelas untuk cermin datar saja. Nah, kamu harus mencoba ini untuk melihat jenis cermin lainnya
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Lembaran sejenis alumunium foil yang dapat memantulkan bayangan

Cobalah Ini:
Peganglah lembaran dalam posisi tegak. Usahakan tidak terjadi lengkungan-lengkungan pada lembaran. Perhatikan bayangan yang terbentuk.
Sekarang tekuklah lembaran kearah luar menjauhi wajahmu, lalu lihatlah apa yang terjadi pada bayangan yang kamu lihat.
Terakhir, tekuklah lembaran kearah dalam mendekati wajahmu, apa yang terjadi pada bayangan yang kamu lihat.
Ingat. Usahakan lembaran jangan sampai terlipat.
Apa yang terjadi?
Ketika kamu memposisikan lembaran tegak, maka kamu melihat sebuah cermin datar biasa. Namun, ketika kamu menekuk lembaran menjauhi wajahmu, kamu membuat cermin cekung. Dan ketika kamu menekuk lembaran mendekati wajahmu, kamu membuat cermin cembung.

Bayangan yang dihasilkan juga akan berbeda-beda. Dengan cermin datar, bayanganmu akan sama dengan wujud aslimu. Tapi dengan cermin cekung, bayanganmu akan terbalik. Dan dengan cermin cembung, bayanganmu akan menjadi lebih kecil.

Jika kamu tidak menemukan lembaran yang cocok, kamu bisa menggunakan permukaan sendok untuk melihat perbedaan cermin cekung dan cermin cembung. Kamu bisa amati dengan jelas bayangan yang terpantul pada sendok.

Gaya Gravitasi 1

Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Selembar kertas
2.Sebuah buku

Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak. Secara bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah secara tiba-tiba. Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?
Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas. Sebenarnya, gaya gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi jatuhnya kertas terhambat oleh gaya gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang mengurangi gaya geseknya. Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak salah.

Gaya Gravitasi 2
Kamu tahu Galileo pernah menjatuhkan dua benda berbeda bentuk dari atas menara miring pisa dan keduanya jatuh bersamaan? Tapi pada percobaan kali ini, kita akan menjatuhkan dua benda berbeda, dan keduanya jatuh tidak bersamaan. Koq bisa? Apa Galileo salah?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Selembar kertas
2.Sebuah buku

Cobalah Ini:
Peganglah masing-masing kertas dan buku pada kedua tanganmu. Kemudian berdirilah tegak. Secara bersamaan jatuhkanlah kedua benda tersebut dari tanganmu. Bagaimana waktu jatuh kedua bendanya?
Sekarang, letakkan kertas diatas buku dan peganglah dengan erat. Kemudian jatuhkanlah secara tiba-tiba. Apa yang terjadi dengan jatuhnya kertas dan buku?

Apa yang terjadi?
Ketika percobaan yang pertama dilakukan, buku akan jatuh lebih dulu daripada kertas. Sebenarnya, gaya gravitasi menarik dua benda tersebut dengan gaya yang sama. Tapi jatuhnya kertas terhambat oleh gaya gesek udara. Buku juga mendapat gaya gesek yang sama, tapi berat dari si buku mampu mengurangi pengaruh gaya gesek udaranya.
Pada percobaan yang kedua, kedua benda jatuh bersamaan. Kertas yang berada diatas buku tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gesek udara karena dibantu oleh berat buku yang mengurangi gaya geseknya. Sehingga gravitasi akan menarik buku dan kertas dengan mudah sebagai satu sistem. Jadi Galileo tidak salah.

Gaya Ikat Molekul Air 1

Apakah kamu pernah melihat pada beberapa bangunan ada rantai yang menggantung dari atap hingga ke permukaan tanah? Mungkin kamu bertanya-tanya apa maksud rantai tersebut dipasang. Nah, kamu harus mencoba ini untuk tahu apa guna rantai tersebut.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sehelai benang dengan panjang sekitar 50 cm
2.Teko berisi air

Cobalah Ini:
Ikatkanlah ujung benang pada gagang teko. Kemudian posisikan benang tersebut hingga menempel pada mulut teko. Akan lebih baik jika benang diposisikan cukup tegang. Secara perlahan, tuanglah air dari mulut teko yang dilewati benang. Apa yang terjadi pada air yang kamu tuang?

Apa yang terjadi?
Air tidak tumpah! Tetapi air tersebut mengalir melewati benang hingga turun kebawah. Usahakan kamu menggunakan wadah besar agar tumpahan airnya tidak membasahi ruangan.
Nah, rantai yang digunakan pada beberapa gedung gunanya adalah untuk mengalirkan air hujan dari atap hingga ke permukaan tanah. Jadi air akan mengalir melewati rantai dan tidak tumpah kemana-mana.
Hal ini bisa terjadi karena gaya ikat molekul air sangat kuat. Sehingga antar molekulnya bisa saling berikatan dan juga berikatan dengan rantai / benang. Jadi, air tidak tumpah kemana-mana dan mengalir dengan mudah pada rantai / benang tersebut.

Sulap Larutan dengan Listrik
Apakah teman-teman pernah mendengar mengenai korslet? Biasanya jika ingin mencabut stop kontak, seringkali ada peringatan tangan tidak boleh basah. Apa benar air dapat menghantarkan listrik? Coba buktikan yuk!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Lampu kecil dengan soketnya
2.Dua kabel berukuran 30 cm
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Air murni
6.Garam secukupnya
7.Gelas

Cobalah Ini:
Pasang dua kabel pada masing-masing ujung kabel kancing baterai yang telah terpasang pada kutub baterai. Sambungkan ujung kabel yang satu pada soket yang telah dipasangi lampu. Biarkan ujung kabel baterai dan ujung kabel lampu lainnya tidak terpasang. Tuangkan air murni kedalam gelas. Kali ini, masukkan kedua ujung kabel yang tidak terpasang ke dalam air tersebut. Tapi jangan sampai kedua ujung kabelnya saling bersentuhan. Apa yang terjadi, apakah lampunya menyala?
Sekarang, coba masukkan garam kedalam gelas berisi air tadi dan aduk hingga larut. Lalu masukkan kedua ujung kabel kedalamnya. Apakah lampunya sekarang menyala?

Apa yang terjadi?
Ternyata, gelas yang berisi air murni tidak bisa menyalakan lampu! Hal ini disebabkan karena ternyata air murni tidak dapat menghantarkan listrik. Ketika kita menambahkan garam, terjadi yang namanya pemecahan molekul garam menjadi ion na (+) dan ion cl (-). Ion inilah yang berperan dalam menghantarkan listrik. Larutan garam seperti ini dinamakan larutan elektrolit. INGAT! Air murni hanya bisa didapatkan pada air minum dalam kemasan atau toko kimia (biasanya dinamakan aquades). Sedangkan pada air keran, sering terdapat butiran garam dalam air keran tersebut. Jadi jangan bermain-main dengan benda elektronik dengan tangan basah. Meski tangan kamu basah dengan air murni, ternyata tangan kita menghasilkan garam juga melalui keringat!

Mana Yang Lebih Cepat Larut?
Kamu suka teh manis? Kami disini juga suka. Biasanya ketika kamu membuat teh manis, kamu memasukkan gulanya setelah tehnya siap. Nah, kadang jika kamu ingin membuat es teh manis, kamu memasukkan gulanya setelah kamu beri es karena kurang manis. Tapi rasanya koq gulanya lama larutnya ya?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air Panas
2. Air dingin
3. Dua sendok makan gula pasir
4. Sendok

Cobalah Ini:
Masukkan satu sendok makan gula pasir kedalam gelas berisi air panas. Lalu kamu aduk dengan menggunakan sendok. Hitunglah berapa kali kamu harus mengaduk untuk membuat gulanya larut sepenuhnya. Masukkan satu sendok makan gula sisanya kedalam gelas berisi air dingin. Cobalah kamu aduk dengan jumlah adukan yang sama seperti pada percobaan yang pertama. Apakah gulanya larut?

Apa yang terjadi?
Ketika diaduk pada air dingin dengan jumlah adukan yang sama, ternyata gula tidak larut sepenuhnya. Ini terjadi karena pada suhu tinggi, molekul-molekul air bergerak lebih cepat. Sehingga lebih sering menumbuk molekul gula dan melarutkannya. Sedangkan pada suhu rendah, molekul air bergerak lebih lambat, dan membuat jumlah tumbukannya dengan molekul gula menjadi lebih sedikit, dan gula menjadi lambat larutnya.

Membakar Gelas Kertas

Kamu pernah melihat sebuah gelas kertas? Sesuai namanya, gelas kertas itu gelas yang terbuat dari kertas. Karena dari kertas, maka tentu saja dapat terbakar. Tapi, kamu bisa membuat kertas ini tidak terbakar lho.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buah Gelas Kertas
2. Air
3. Lilin

Cobalah Ini:
Coba kamu bakar bagian dasar dari gelas kertas. Jika tidak ada, kamu bisa gunakan gelas plastik. Pastikan bahwa gelas tersebut dapat terbakar. Ingat, cobanya hanya dengan satu gelas saja ya. Isilah gelas lainnya kertas dengan air. Jika kamu tidak menemukan gelas kertas, kamu bisa menggunakan gelas plastik. Nyalakanlah lilin yang sudah kamu siapkan. Dan letakkan gelas berisi air diatas lilin seperti kamu sedang memasak air. Coba lihat apa yang terjadi dengan gelasnya?

Apa yang terjadi?
Gelas yang berisi air tidak terbakar. Ini karena panas yang dihasilkan oleh api akan langasung diserap oleh air dan menahan gelas dari terbakar. Kamu hanya akan melihat ada bekas gosong pada bagian tempat api menyentuh dasar gelas. Yang berasal dari karbon hasil pembakaran.

Membakar Gula Batu

Mungkin kamu pernah melihat pada suatu film ada adegan dimana terdapat bola api yang berterbangan. Atau kamu pernah melihat ada satu kesenian budaya di Indonesia, dimana ada sekumpulan orang-orang yang bermain sepak bola tapi bola yang digunakan terbakar oleh api (sebenarnya itu bukan bola. Melainkan batok kelapa). Nah, disini kita akan coba membuat salah satunya. Bisa gak ya? Ingat, minta bantuan orang dewasa ya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sebongkah gula batu berukuran sedang
2.Abu yang berasal dari pembakaran kertas
3.Korek api
4.Lilin
5.Wadah dari tutup kaleng atau sejenisnya
6.Tang untuk menjepit gula batu atau sejenisnya

Cobalah Ini:
Jepitlah gula batu dengan menggunakan tang. Lalu bakarlah pada lilin yang sudah kamu nyalakan. Perhatikanlah apa gula batu tersebut terbakar?
Sekarang, cobalah lumuri gula batu tersebut dengan abu kertas. Kemudian bakarlah pada lilin yang menyala. Apakah gula batu tersebut terbakar?

Apa yang terjadi?
Pada saat kamu membakar langsung gula batu tersebut, kamu dapati gula batu tersebut tidak akan terbakar. Mungkin hanya kamu lihat ada bekas hitam gosong. Tapi ketika kamu lumuri dengan abu kertas, kemudian kamu bakar, kamu akan dapati gula batunya dapat terbakar lho! Ini karena abu kertas yang menempel pada gula batu bersifat sebagai katalisator dalam proses pembakaran gula batu. Sehingga gula batu kini telah menjadi “gula api”.
Ingat, gunakan tang ya ketika membakar gula batunya dan minta bantuan orang dewasa ya.

Membuat Elektromagnetik

Tentu kamu tahu bahwa arus listrik dapat menyebabkan fenomena kemagnetan. Fenomena ini juga dapat membuat paku biasa menjadi sebuah magnet tidak permanen yang disebut fenomena elektromagnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi atau paku (hati-hati jika menggunakan paku)
2.Dua kabel yang cukup panjang
3.Baterai 9 volt
4.Kancing baterai
5.Sakelar sederhana (Dari percobaan membuat saklar sederhana)
6.Isolasi
7.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Pastikan kamu memiliki dua kabel dengan panjang 30 cm dan 60 cm. Kelupas kedua ujung kabel tersebut. Sebelum dilanjutkan, cobalah dekatkan paku ke penjepit kertas untuk melihat apakah panjepit kertasnya tertarik atau tidak. Lilitkan kabel yang panjang pada paku. Lalu buatlah rangkaian saklar sederhana seperti yang ada pada modul percobaan saklar sederhana. Sekarang, cobalah nyalakan saklar dan dekatkan paku pada penjepit kertasnya, apa yang terjadi? Apa yang terjadi ketika kamu matikan saklarnya?

Kenapa ini terjadi?
Kamu telah membuat elektromagnetik! Dengan melilitkan kabel ke paku, kamu telah memperkuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Medan magnet ini cukup kuat untuk membuat atom-atom pada paku menjadi searah dan membuatnya menjadi magnet tidak permanen.
Tapi, ketika arus listrik tersebut diputus, paku tidak lagi menjadi magnet, dan atom-atom pada paku mulai kembali tersusun tidak beraturan. Secara umum, Semakin banyak kamu melilitkan kabel pada paku, maka semakin kuat elektromagnet yang dihasilkan.
Biasanya, cara ini digunakan oleh banyak perusahaan untuk memisahkan benda-benda logam, khususnya besi dari banda lain yang tercampur. Entah itu makanan, plastik, kain, dll.

Bermain Dengan Serbuk Besi

Magnet akan berinteraksi dengan butiran kecil besi, yang biasa disebut sebagai serbuk besi. Tapi, apakah magnet tetap akan menarik serbuk besi jika dicampur dengan bahan bukan magnet seperti garam?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Sebuah magnet tapal kuda (magnet U)
2.Kertas
3.Serbuk besi
4.Garam
5.Sendok teh

Cobalah Ini:
1.
Campurkan satu sendok teh serbuk besi dan satu sendok teh garam pada selembar kertas. Mintalah bantuan orang yang lebih tua agar tidak mengotori badanmu. Buatlah agar campuran tersebut tidak menumpuk dan merata pada kertas. Lalu, dekatkanlah magnet U tersebut ke atas permukaan campuran magnet tadi. Apa yang terjadi?
2.
Buanglah garam yang tersisa pada kertas dan lepaskan serbuk besi yang menempel pada magnet. Kumpulkan kembali serbuk besinya agar dapat digunakan kembali.
Fakta Mengenai Magnet:
Ketika ada campuran besi dan bahan lain yang tidak tertarik magnet seperti garam, maka hanya serbuk besi yang dapat tertarik magnet. Magnet juga sering digunakan untuk memisahkan besi dan baja dari bahan lainnya.
Contohnya, pada pabrik obat dan makanan. Mereka menggunakan magnet untuk memisahkan besi dari obat dan makanan mereka agar lebih aman untuk dikonsumsi.



Gaya Gesek Istimewa 1

Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat laju benda tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam botol yang digelindingkan, mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?
Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam botol ikut bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam botol menciptakan gaya gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air memberikan tekanan sehingga membuat gaya gesek antara permukaan luar botol dan permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua gaya gesek tersebut, botol berisi air menjadi lebih lambat.

Gaya Gesek Istimewa 2
Kamu tahu kan gaya gesek antara suatu benda dan permukaan lintasan dapat menghambat laju benda tersebut. Tapi, jika gaya gesek yang tercipta adalah dari air yang berada dalam botol yang digelindingkan, mungkin gak sih?

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah botol berukuran sama. Yang satu berisi air

Cobalah Ini:
Percobaannya sangat mudah. Peganglah kedua botol pada posisi yang sama. Kemudian gelindingkanlah keduanya secara bersamaan. Usahakan gaya yang diberikan sama pada kedua botol. Apa yang terjadi dengan gerak kedua botol?

Apa yang terjadi?
Botol berisi air bergerak lebih lambat daripada botol yang kosong. Hal ini karena air dalam botol ikut bergerak seiring dengan pergerakan botol. Kontak antara air dan permukaan dalam botol menciptakan gaya gesek yang menghambat laju botol. Begitu juga gaya berat dari air memberikan tekanan sehingga membuat gaya gesek antara permukaan luar botol dan permukaan lintasan menjadi lebih besar. Akibat dari kedua gaya gesek tersebut, botol berisi air menjadi lebih lambat.

Inersia Dalam Potongan

kamu pernah membantu ibu memotong sayuran atau buah, disanalah fisikanya berlaku.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pisau
2.Kentang
3.Selembar kertas

Cobalah Ini:
Untuk percobaan yang pertama, sederhana saja. Potonglah kentang dengan menggunakan pisau. Hasilnya, kentang akan terpotong. Mungkin kamu berpikir karena pisaunya tajam.
Kamu sekarang harus melakukan percobaan ini, potonglah kentang dengan selembar kertas. Kamu pegang ujung-ujung dari kertas. Usahakan agar kertasnya dalam keadaan tegang. Hentakkan dengan cepat dan keras ke kentang. Apa yag terjadi? Apakah kentangnya terpotong?

Apa yang terjadi?
Tentu saja kentangnya dapat terpotong. Hanya dengan kertas! Ini semua bisa dilakukan karena adanya inersia. Ketika kita menggerakkan kertas, kita menggerakkan kertas dengan memberikannya kecepatan dan gaya yang konstan. Sedangkan kentang tetap diam. Kentang akan berusaha tetap diam pada saat kertas menyentuh kentang, dan kertas sendiri akan berusaha untuk tetap bergerak. Akibatnya kertas dapat memotong menembus kentang.

Inersia dalam Minuman Gelas
Hmm...Judulnya sedikit aneh. Tapi memang ada fisika dalam setiap minuman gelas. Jika kamu pernah membeli minuman gelas, entah itu air mineral atau minuman segar, maka kamu telah menerapkan inersia ketika meminumnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Minuman gelas yang belum dibuka
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Percobaan ini mudah. Kamu cukup hanya menusuk sedotan kedalam minuman gelas yang akan kamu minum. Kenapa bisa tertusuk ya? Mungkin kamu berpikir karena ujungnya tajam. Tapi coba yang berikutnya.
Sekarang, coba kamu tusuk sedotan dengan menggunakan bagian yang tumpulnya. Apakah bisa menusuk minuman gelasnya?

Apa yang terjadi?
Tentu saja minuman gelasnya dapat tertusuk. Meski mungkin kamu akan kesulitan pada awalnya. Sederhananya, hal ini dapat dilakukan karena minuman gelas akan berusaha untuk tetap diam ketika bersentuhan dengan sedotan yang juga tetap berusaha untuk bergerak. Kecendrungan benda untuk mempertahankan posisinya ini disebut inersia. Inersia inilah yang membantu kamu bisa menusuk sedotan kedalam minuman gelasmu. Jadi kamu bisa minum.

Inersia dalam Benda Bergerak
Apa kamu tahu hukum pertama Newton? Paling tidak kamu sudah pernah mendengarnya? Tapi mungkin kamu kurang memahami maksud dari hukum tersebut. Nah, sekarang kita akan mencoba untuk memahami dengan lebih baik hukum tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tumpukan beberapa buah buku

Cobalah Ini:
Letakkan beberapa tumpuk buku diatas meja. Lalu doronglah kedepan, dan usahakan gaya yang kamu berikan konstan sehingga kecepatannya tidak berubah. Dengan cepat, hentikanlah tumpukan buku yang kamu dorong. Perhatikanlah buku yang berada di posisi paling atas, apa yang terjadi?

Apa yang terjadi?
Ketika kamu berhentikan tumpukan buku yang sedang bergerak, maka buku yang berada diatas akan maju kedepan, mungkin malah akan terjatuh dari tumpukan yang kamu dorong tadi. Hal ini karena si buku-buku tersebut memiliki yang namanya Inersia. Buku yang bergerak secara konstan tadi akan berusaha mempertahankan posisinya yang bergerak ketika secara tiba-tiba diberhentikan. Akibatnya buku tetap akan bergerak kedepan walau hanya beberapa jaraknya.
Contoh lainnya adalah ketika kamu menaiki mobil yang berjalan secara konstan, kemudian mobil tersebut berhenti secara tiba-tiba. Kamu akan merasakan badanmu tertarik kedepan. Mungkin kamu akan melihat hal lain yang serupa dengan kasus ini. Coba kamu cari.


Membentuk Gelembung Sabun

Kamu pernah main gelembung sabun? Mungkin kamu pernah membayangkan ya jika kamu bisa membuat gelembung sabun yang berbentuk kotak, segitiga, atau bentuk lainnya. Apa bentuk gelembung sabun hanya seperti bola saja ya? Kenapa tidak bisa berbentuk lain?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air sabun
2. Sedotan

Cobalah Ini:
Tiuplah air sabun dengan sedotan hingga terbentuk gelembung yang berukuran sedang. Buat agar gelembung terlepas dari sedotan, sehingga melayang di udara. Perhatikanlah bagaimana bentuk gelembung sabun itu. Sekarang, tiup lagi air sabun dengan sedotan hingga berukuran lebih kecil dari gelembung yang pertama. Segera tutup ujung sedotan yang terbuka dengan jarimu. Jangan sampai ada udara yang keluar masuk ke dalam gelembung. Usahakan gelembung tidak terlepas dari ujung sedotan yang satunya. Perhatikan apa yang terjadi dengan bentuk gelembung.

Apa yang terjadi?
Ketika kamu lihat gelembung sabun yang melayang, kamu akan melihat bentuk gelembungnya adalah seperti bola. Hal ini karena molekul air sabun yang menjadi selaput gelembungnya berikatan satu sama lain dengan posisi yang teratur disekelilingnya. Sehingga terbentuklah bentuk bola dari gelembung air sabun. Tapi pada gelembung kedua, kamu akan melihat bentuk yang agak lonjong. Ini karena masih terdapat sejumlah molekul air sabun yang tidak terbentuk selaput gelembung sabun dan menarik gelembung karena pengaruh gravitasi.

Efektivitas Bidang Miring

Bidang miring memiliki banyak sekali keuntungan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah pada pengangkatan beban.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Beban, bisa berupa botol berisi air
2.Bidang miring, bisa berupa buku besar atau papan yang dimiringkan
3.Pegas yang cukup besar
4.Penggaris 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatkan beban pada pegas. Pastikan pegas cukup kuat untuk menahan beban (tidak terenggang cukup jauh). Perlahan-lahan, angkatlah pegas yang sudah diikat beban hingga beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Sekarang, posisikan beban pada bidang miring yang telah dibuat. Kemudian tarik perlahan-lahan dari atas bidang miring hingga beban terangkat dari permukaan tanah. Ukurlah panjang pegas sekarang.
Bandingkanlah hasil pengukuran panjang pegas.

Apa yang terjadi?
Ketika kamu mengangkat pegas ke atas, kamu dapati panjang pegas yang dihasilkan lebih panjang daripada ketika kamu menggunakan bidang miring. Artinya, kamu menggunakan gaya yang lebih besar ketika kamu mengangkat beban langsung keatas. Tapi jika kamu menggunakan bidang miring, kamu menggunakan gaya yang lebih kecil. Sehingga kita merasa lebih ringan. Penggunaan bidang miring ini sudah banyak digunakan pada saat kamu ingin memasukkan lemari besar kedalam truk. Kamu akan menggunakan papan yang dimiringkan kedalam truk daripada harus menggotongnya beramai-ramai.

Faktor-Faktor Gaya Tekan

Kamu bisa melihat beberapa faktor pada gaya tekan. Kamu harus mencoba melakukan percobaan ini untuk dapat mengetahui lebih jauh mengenai tekanan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Tiga helai kertas tissue
2.Sebuah pinsil tumpul
3. Sebuah tusuk gigi

Cobalah Ini:
Lipatlah tissue menjadi 4 lipatan. Kemudian Ambillah pinsil dan tusuklah tissue yang pertama dengan bagian belakang pinsil yang tidak diraut. Perhatikanlah bekas tusukannya.
Ambillah tissue yang kedua, dan tusukkanlah dengan bagian pinsil yang tumpul. Perhatikanlah apa yang terjadi dengan bekas tusukkannya.
Ambillah tissue yang terakhir, kemudian tusuklah dengan bagian tusuk gigi yang runcing. Perhatikanlah apa yang terjadi dengan bekas tusukannya.

Apa yang terjadi?
Jika kamu perhatikan dengan seksama, ketika kamu menusuk dengan bagian pinsil yang tidak diraut, hampir tidak ada bekas pada tissue. Ketika kamu tusuk dengan bagian pinsil yang tumpul, terdapat bekas pada tissue. Tapi ketika menggunakan tusuk gigi yang runcing, bekas yang terdapat sangat jelas. Bahkan mungkin kamu dapati kertas tissuenya bolong.
Ini berarti tekanan yang dihasilkan oleh tusuk gigi sangat besar bila dibandingkan pinsil yang tumpul atau yang belum diraut.
Perlu kamu ketahui, tekanan yang dihasilkan suatu benda akan berbanding terbalik dengan luas permukaannya. Jika luas permukaannya semakin kecil, maka tekanannya akan semakin besar. Sehingga hal ini menjelaskan kenapa kita bisa tertusuk oleh jarum, atau lebih sakit ketika kita tertusuk pinsil yang runcing daripada pinsil yang tumpul. Karena benda yang runcing, memiliki luas permukaan yang sangat kecil, sehingga bisa menghasilkan tekanan yang sangat besar.

Hukum Archimedes

Eureka! Kamu pernah mendengar itu? Alkisah katanya Archimedes meneriakkan ini ketika berendam di bak mandi karena berhasil menemukan cara untuk memisahkan dan mengetahui emas murni. Kemudian ia pun berlari keluar rumah dengan tanpa pakaian! Ingin tahu bagaimana caranya? Mari dicoba disini.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Benda uji, kamu bisa menggunakan benda seperti batu, sekrup, koin, dll
2.Wadah penuh berisi air. Pastikan Air penuh hingga ke permukaan.
3.Wadah yang lebih besar

Cobalah Ini:
Siapkan wadah yang berisi penuh air. Jangan lupa letakkan wadah tersebut di dalam wadah yang lebih besar. Jangan sampai ada air yang tumpah sebelum benda dicelupkan.
Setelah persiapan selesai, masukkanlah benda yang ingin kamu uji kedalam wadah berisi air penuh. Biarkan sejumlah air tumpah kedalam wadah yang lebih besar. Setelah kira-kira tidak ada air yang tumpah lagi, angkat perlahan wadah berisi air yang telah dicelupkan benda uji, jangan sampai ada air yang tumpah lagi.
Nah, jumlah tumpahan air yang ada pada wadah yang besar merupakan jumlah volume yang sama dengan benda uji yang tadi kita celupkan.

Apa yang terjadi?
Archimedes menggunakan cara ini untuk mengetahui massa jenis dari emas murni. Ia menghitung volum air yang tumpah, kemudian menghitung massa emas yang akan diuji. Ia kemudian mendapatkan massa jenis dari emas yang diuji. Yaitu massanya dibagi volum nya. Jika massa jenis emas uji tersebut sama dengan massa jenis emas murni, maka ia bisa menyimpulkan emas uji tersebut adalah benar emas murni.
Dengan cara ini kamu bisa mennghitung volum benda uji dan massa jenis benda uji sekaligus. Cukup praktis juga ya.

Hukm I Termodinamika

Kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air? Biasanya kamu akan menghangatkannya dengan mencampurkan air panas dengan air dingin. Tapi, Apakah kamu pernah mencoba untuk menghangatkan air dengan bantuan benda lain? Jika belum, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Wadah berisi air panas
2.Wadah berisi air dingin
3.Baut
4.Capitan untuk mengambil benda

Cobalah Ini:
Masukkanlah baut kedalam wadah berisi air panas. Biarkanlah terendam selama beberapa menit. Hati-hati, jangan sampai kamu tersiram air panas.
Sekarang, ambillah baut tersebut dengan menggunakan capitan dengan hati-hati. Lalu dengan segera masukkan baut yang panas tersebut kedalam wadah berisi air dingin. Biarkan selama beberapa saat. Kemudian, masukkanlah tanganmu kedalam air dingin tersebut dan rasakanlah bagaimana suhunya.

Apa yang terjadi?
Kamu akan mendapati wadah yang tadinya berisi air dingin menjadi lebih hangat. Pada saat kamu memasukkan baut kedalam wadah berisi air panas, kamu akan dapati suhu baut dengan air panas akan berangsur-angsur menjadi sama. Suhu air panas akan berkurang, sedangkan suhu baut akan bertambah hingga akhirnya suhu keduanya menjadi sama. Ketika kamu masukkan baut tersebut kedalam air dingin, kamu akan dapati nantinya air menjadi hangat, dan suhu antara air dan baut menjadi sama. Itu karena terjadi juga kesetimbangan pada air dingin dan baut yang panas. Suhu pada baut akan semakin berkurang, sedangkan suhu pada air dingin akan bertambah.
Jika kamu mencoba menempelkan 3 buah benda dengan suhu berbeda, kamu akan mendapati ketiga benda tersebut akan bersuhu sama pada akhirnya. Inilah yang berlaku pada hukum pertama termodinamika.

Gerhana Matahari

Apa kamu pernah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang jarang sekali bisa kita lihat. Dimana bagian bumi ada yang menjadi gelap karena terhalang oleh bulan.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2.Sebuah bola yang lebih kecil
3.Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu bagian globe. Posisikan bola yang lebih kecil berada diantara senter dan globe. Perhatikanlah bayangan yang ada pada globe.

Apa yang terjadi?
Daerah bayangan yang ada pada globe akibat terhalang oleh bola yang lebih kecil merupakan daerah yang mengalami gerhana matahari. Daerah ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana matahari sangat singkat, hanya sekitar 7 menit. Tapi, kamu tidak boleh melihat langsung gerhana matahari, karena bisa merusak mata. Jika kamu ingin melihat gerhana matahari, lihatlah menggunakan pantulan pada air atau kaca film.
Disamping adalah gambar gerhana matahari di prancis pada tahun 1999.

Gunung Api Bawah Laut
Apakah kamu tahu bahwa ada gunung berapi didasar laut. Nah, pada percobaan kita kali ini, kita akan mencoba mensimulasikan proses letusannya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu botol pewarna makanan
2.Wadah berisi air. Pastikan, wadah ini lebih besar dari botol pewarna makanan

Cobalah Ini:
Masukkanlah botol berisi pewarna makanan kedalam wadah berisi air. Ingat, botol harus dalam keadaan tertutup. Jangan dibuka dulu. Posisikan agar botol berada pada dasar wadah dan tidak mengapung. Kemudian, perlahan-lahan lepaskan tutup botol pewarna makanan. Perhatikanlah apa yang terjadi didalam wadah.

Apa yang terjadi?
Pewarna makanan yang ada dalam botol tadi menyembur keluar. Tapi tidak langsung menyampur dengan air disekitarnya. Terlihat melayang-layang di dalam air terlebih dahulu. Apa yang kamu saksikan disini adalah simulasi dari proses terjadinya letusan gunung api bawah laut. Lava yang keluar daru gunung akan langsung mengalami proses pendinginan. Yang salah satu hasilnya adalah berupa batu apung yang biasa digunakan untuk menggosok.

Gerhana Bulan
Apa kamu pernah melihat gerhana bulan? Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang jarang sekali bisa kita lihat. Dimana Bulan menjadi menghilang dan tidak terlihat karena
tertutup oleh bayangan bumi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Globe. Akan lebih baik jika kamu menggunakan model tata surya
2. Sebuah bola yang lebih kecil, seperti bola pingpong
3. Senter

Cobalah Ini:
Posisikanlah globe tegak. Kemudian arahkan senter yang menyala pada salah satu
bagian globe. Posisikan globe berada diantara senter dan bola yang kecil. Perhatikanlah
bayangan yang ada pada bola yang kecil.

Apa yang terjadi?
Daerah bayangan yang ada pada bola pingpong akibat terhalang oleh globe merupakan
wujud dari gerhana bulan. Daerah gelap ini dinamakan umbra. Daerah umbra ini sama sekali
tidak mendapatkan cahaya matahari. Normalnya, gerhana bulan cukup lama. Biasanya butuh
waktu beberapa jam untuk bulan mencapai kondisi gerhananya hingga selesai. Jika kamu
ingin melihatnya, kamu bisa melihaatnya dengan mata mata telanjang.

Isolator atau Konduktor

Konduktor merupakan Benda yang dapat mengalirkan listrik. Sedangkan Isolator sendiri kebalikannya, membuat aliran listrik tidak dapat mengalir.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Bola lampu dan soketnya
2.Baterai 9 volt
3.Kancing baterai
4.Alumunium foil
5.Penghapus
6.Koin
7.Kertas
8.Gelas atau kaca
9.Kunci
10.Pensil
11.Penjepit kertas
12.Batu

Cobalah Ini:
Hubungkan ujung kabel yang terhubung dengan kutub positif (+) dengan ujung kabel yang terhubung dengan bola lampu. Ujung kabel yang terhubung dengan kutub negatif (-) dan ujung kabel yang terhubung dengan bola lampu, biarkan tidak terhubung apa-apa. Peganglah bagian plastik dari kabel, dan sentuhkan 2 ujung kabel yang tidak terhubung ke benda yang ingin diuji. Jangan sampai kedua ujung kabel itu bersentuhan! Lihat apakah lampu menyala? Lingkari mana yang menurut kamu lampunya akan menyala pada tabel “perkiraan sebelum” sebelum percobaan dimulai, dan lingkari hasilnya pada “hasil percobaan”. Lalu lingkari sifar bendanya, apakah konduktor atau isolator pada tabel dibawah.

Apa yang terjadi?
Kamu mungkin telah menduga bahwa lampu akan menyala ketika dihubungkan dengan benda dari logam. Banyak logam merupakan konduktor yang baik. Tapi kayu, plastik, batu, dan karet adalah isolator yang baik. Sehingga benda tersebut banyak digunakan untuk mencegah kita dari kesetrum
Konduktor yang satu, kadang lebih baik dari konduktor lainnya. Faktanya, konduktor terbaik adalah emas. Tapi jarang digunakan karena harganya yang mahal.

Interferensi
Ada fenomena unik ketika kamu menyinari dua celah yang berdekatan. Fenomena ini disebut dengan Interferensi. Fenomena ini menghasilkan pola cahaya terang-gelap pada layar. Kamu harus mencoba in untuk melihat fenomenanya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Karton yang sudah berikan celah berbentuk persegi panjang yang saling berdekatan
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan kamu melakukan ini pada ruangan gelap. Posisikan karton yang sudah diberikan celah tegak sejajar layar. Arahkan sinar lampu senter pada karton yang mengarah pada layar. Perhatikanlah bagaimana pola cahaya dan bayangan yang dihasilkan pada layar.

Apa yang terjadi?
Terjadi pola terang gelap yang saling bergantian. Ketika gelombang cahaya melewati dua celah pada karton, masing-masing celah tersebut seakan-akan bersifat sebagai sumber cahaya baru. Yang kemudian gelombangnya saling tumpang tindih. Jika kedua gelombang yang saling tumpang tindih sefase, maka akan dihasilkan cahaya terang. Tapi jika berbeda fase, maka akan saling meniadakan dan timbullah bayangan pada layar.

Dua Lapis Air

Dapatkah kamu membuat air berjenis sama menjadi dua lapisan seperti halnya minyak dan air? Bagaimana caranya ya.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. Air yang kamu bekukan menjadi es
2. Air dengan sumber yang sama seperti yang dijadikan es
3. Wadah yang agak besar

Cobalah Ini:
Tuangkan air kedalam wadah. Kira-kira setengahnya terisi penuh. Lalu, letakkan es kedalam wadah. Apa yang terjadi dengan es yang kamu masukkan?

Apa yang terjadi?
Es yang kamu masukkan akan mengambang, berada di atas permukaan air. Mungkin jika kamu pernah meminum es teh atau es sirup, kamu akan melihat esnya berada di bagian atas permukaan air. Ini terjadi karena es memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air biasa. Normalnya, air bersuhu lebih tinggi memiliki kerapatan yang lebih kecil dari air yang lebih dingin. Sehingga air dingin akan selalu berada di bagian bawah air panas jika dituang kedalam wadah yang sama. Tapi, pada suhu dibawah 4 oC, air yang tadinya memiliki kerapatan yang besar, mulai berkurang lagi kerapatannya. Sehingga es yang bersuhu 0oC menjadi terapung. Sifat Anomali air inilah yang membuat danau di daerah bersalju akan membeku pada bagian atasnya terlebih dahulu. Karena molekul air yang membeku akan naik ke permukaan dan molekul air yang bersuhu lebih tinggi dari suhu es, tapi lebih rendah dari 4 oC akan turun ke dasar danau
Membuat Magnet
Dapatkah fenomena kemagnetan dihantarkan seperti halnya besi bisa menghantarkan panas dan listrik? Coba saja dengan eksperimen ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu buah magnet
2.Batang besi biasa
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi tersebut adalah batang besi biasa. Lalu, tempelkanlah salah satu kutub magnet ke salah satu ujung batang besi. Kemudian, dekatkan ujung batang besi lainnya ke penjepit kertas. Apa yang terjadi? Apakah penjepit kertasnya menempel?
Lepaskanlah secara tiba-tiba magnet dari batang besi. Apakah penjepit kertasnya menempel sekarang?

Apa yang terjadi?
Batang besi tidak akan menarik penjepit kertas jika tidak ditempelkan dengan magnet. Karena ketika batang besi ditempelkan oleh magnet, maka batang besi itu sendiri menjadi magnet. Proses magnetisasi semacam ini disebut sebagai induksi magnetik.
Namun, apabila batang besi yang sama terus dipakai berulang-ulang, batang besi itu bisa berubah menjadi magnet.

Hukum Pascal
Kamu pernah membayangkan bisa mengangkat mobil yang beratnya 1 ton? Bagaimana jika kamu bisa benar-benar mengangkatnya? Tapi bukan dengan tangan kosong tentunya. Tapi dengan menggunakan hukum pascal. Disini kita akan mensimulasikannya secara sederhana.

Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah tabung penghisap/tabung suntik (Tanpa jarum!)
2.Pipa atau selang kecil yang muat pada ujung tabung hisap

Cobalah Ini:
Posisikan katup penghisap pada salah satu tabung hisap pada posisi terangkat penuh dan satu lagi tertutup penuh. Kemudian hubungkan keduanya dengan menggunakan selang kecil. Pastikan tidak ada udara yang dapat keluar masuk pada tabung dengan menutupnya menggunakan isolasi atau lilin mainan. Kemudian, tekanlah katup yang terangkat penuh secara perlahan. Perhatikan apa yang terjadi pada katup tabung yang lainnya.

Apa yang terjadi?
Ketika kamu menekan katup yang terangkat penuh, kamu lihat katup tabung yang lainnya akan perlahan-lahan terangkat. Karena dua tabung hisap itu berperan sebagai satu sistem. Sehingga udara yang berasal dari tabung yang kita tekan katupnya akan mengisi tabung yang lainnya sehingga udara tersebut menekan katup yang tadinya tertutup. Ingat, isolasi atau lilin mainan yang kamu gunakan pastikan melekat dengan erat. Karena jika tidak, tekanan yang dihasilkan bisa menyebabkan selangnya terlepas dari tabung hisap.
Nah, jika kamu perhatikan diatas, gambar tersebut akan mensimulasikan bagaimana cara kamu mengangkat sebuah mobil yang berat. Kamu membuat sebuah alat pengangkat yang cukup besar. Dengan dua katup yang berbeda ukuran. Ukuran yang kecil adalah untuk kamu tekan, sedangkan katup yang besar untuk diletakkan mobil yang akan kamu angkat. Percaya atau tidak, mobil dapat kamu angkat dengan mudah. Secara teori, semakin luas bidang katup tempat mobil diletakkan, dan semakin kecil bidang katup tempat kamu menekan, maka semakin mudah kamu mengangkat mobil.
Kompas dari Magnet
Semua kutub magnet memiliki interaksi dengan kutub yang lainnya. Termasuk dengan kutub Bumi. Sifat magnet yang seperti ini dapat kita manfaatkan untuk membuat magnet.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang
2.Busa gabus
3.Jarum
4.Baskom berisi air

Cobalah Ini:
Letakkan busa gabus diatas air. Letakkan batang magnet diatas busa gabus tersebut hingga berada dalam keadaan mengapung di atas air dan dapat bergerak bebas. Putarlah sedikit busa gabusnya. Perhatikan apa yang terjadi ketika busa gabus dengan magnet itu berhenti. Cocokanlah dengan kompas yang sebenarnya. Cobalah ulangi percobaan pertama tadi dengan menggunakan jarum yang sudah digosokkan secara searah dengan magnet. Apakah memberikan hasil yang sama?

Apa yang terjadi?
Setiap kutub magnet tertarik oleh kutub raksasa bumi. Di utara bumi terdapat kutub selatan, sedangkan di selatan bumi terdapat kutub utara. Sehingga, apabila sebuah magnet berada pada posisi yang bisa bergerak dengan bebas, magnet tersebut akan selalu menunjukkan arah utara dan selatan bumi karena tertarik oleh kutub raksasa tersebut.

Kenapa Bayi Mudah Jatuh ?
Tentunya kamu pernah melihat ketika ada bayi atau balita berjalan seringkali terjatuh dengan lebih cepat bila dibandingkan dengan kamu sendiri. Mungkin kamu berpikir itu karena bayi tersebut belum bisa berjalan dengan benar. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Penggaris 30 cm
2.Penggaris 50 cm
Jika tidak ada keduanya, kamu bisa menggunakan dua benda dengan panjang berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah kamu dirikan kedua penggaris tersebut dan pegang ujung bagian atasnya dengan kedua tanganmu. Kemudian, lepaskan tanganmu secara bersamaan. Usahakan arah jatuh kedua penggaris tersebut sama (ke depan). Perhatikanlah penggaris mana yang jatuh lebih dulu.

Apa yang terjadi?
Ternyata, penggaris yang kecil yang lebih dulu jatuh mencapai tanah. Kenapa hal ini bisa terjadi, itu semua karena pengaruh titik pusat massa dari penggaris tersebut. Posisi titik pusat massa dari penggaris yang kecil, berada tidak jauh dari permukaan tanah. Sedangkan pada penggaris yang lebih panjang, berada cukup jauh dari permukaan tanah.
Perlu kamu ketahui, semakin tinggi posisi titik pusat massa dari permukaan tanah, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan tanah ketika jatuh. Sama seperti manusia, semakin tinggi orangnya, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk jatuh. Makanya seorang bayi yang berjalan akan lebih mudah jatuh bila dibandingkan dengan kamu yang sudah lebih besar.
Kompas Gantung
Jika kamu hobi bertualang, maka kamu harus selalu siap sedia kompas biar tidak tersesat. Jika tidak punya, cobalah siapkan satu batang magnet dan benang. Untuk membuat kompas tentunya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang magnet
2.benang sepanjang 30 cm

Cobalah Ini:
Ikatlah batang magnet tepat ditengahnya. Hal ini diupayakan agar magnet berada pada posisi seimbang. Agar lebih stabil, gantungkanlah pada pohon atau batang kayu. Biarkan bergerak bebas hingga berhenti. Kemudian lihatlah arah utara dan selatannya. Itulah yang akan menjadi kompasmu.

Apa yang terjadi?
Bumi merupakan magnet raksasa. Sehingga semua magnet akan selalu mengarah ke kutub bumi ketika berada pada posisi bebas seperti ketika digantungkan atau diapungkan. (Kecuali magnet U). Jika kamu tidak yakin, kamu bisa mengeceknya dengan menggunakan kompas sungguhan.

Membuat Saklar Sederhana

Arus berasal dari elektron yang melompat secara terus menerus dari satu atom ke atom yang lainnya. Arus listrik ini mengalir melalui kabel yang ada di rumahmu. Baterai juga menghasilkan arus listrik untuk digunakan pada mainanmu, lampu senter, ataupun radio jinjing. Tapi taukah kamu, kita bisa memutus dan menyambungkan arus listrik tersebut?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Tiga kabel yang cukup panjang
2.Dua buah paku payung (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
3.Penjepit kertas
4.Gunting (hati-hati, mintalah bantuan orang dewasa)
5.Karton berukuran 4cm x 5cm
6.Baterai 9 volt
7.Kancing baterai
8.Bola lampu yang kecil

Cobalah Ini:
Selipkan paku payung pada salah satu ujung penjepit kertas. Pasang kedua paku payung itu pada karton, pastikan penjepit kertasnya dapat menyentuh kepala paku payung yang lainnya. Bengkokkan sedikit penjepit kertasnya ke atas. Kelupas plastik pada masing-masing ujung kabel dengan menggunakan gunting. Lilitkan dua ujung kabel yang berbeda pada kedua paku payung. Lalu pasang salah satu ujung kabelnya dan salah satu ujung kabel yang ketiga pada lampu. Pasangkan ujung kabel yang tersisa pada kancing baterai. Cobalah tekan penjepit kertas yang membengkok agar menyentuh paku payung secara berulang-ulang, apa yang terjadi pada lampu ketika penjepit kertas tidak menyentuh paku payung, dan apa yang terjadi ketika penjepit kertas menyentuh paku payung?

Apa yang terjadi?
Ketika penjepit kertasnya tidak menyentuh paku payung, maka arus tidak dapat mengalir melalui rangkaian dan lampu tidak dapat menyala. Tapi ketika penjepit kertasnya menyentuh paku payung, arus listrik akan mengalir melalui penjepit kertas dan paku payung, sehingga lampu akan menyala. Dengan cara inilah kita dapat memutus sambung arus listrik.

Membuktikan Hukum Interaksi Magnet

Setiap magnet memiliki dua buah kutub, utara (N) dan selatan (S). Kutub ini merupakan daerah dengan gaya magnet yang paling kuat. Kamu tentu tahu bahwa banda-benda tertentu dapat ditarik magnet. Seperti besi. Tapi bagaimana dengan kutub magnet sendiri? Bagaimanakah interaksi mereka?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Magnet batang dengan kutub yang belum diketahui
2.Magnet U dengan kutub yang sudah diketahui
Cobalah Ini:
Ambillah sebuah magnet batang polos dan sebuah magnet U yang telah diketahui kutubnya. Biasanya, lambang kutub tersebut tertera di ujung magnet U. Cobalah dekatkan salah satu ujung magnet batang ke salah satu ujung magnet U yang bertuliskan N. Apa yang terjadi? Sekarang, cobalah dekatkan ujung magnet batang tadi ke ujung magnet U yang bertuliskan S. Apa yang terjadi?
Lakukanlah kembali dengan ujung magnet batang yang lain.

Apa yang terjadi?
Apakah kamu tahu bahwa dalam setiap magnet, apabila dua kutub yang sama didekatkan, maka magnet tersebut akan saling tolak menolak. Tapi jika dua kutub yang berbeda didekatkan, maka magnet tersebut akan saling tarik-menarik.
Cobalah kamu tuliskan huruf N pada salah satu ujung magnet batang yang ditarik oleh ujung magnet U bertuliskan S. Atau pada ujung magnet batang yang ditolak oleh ujung magnet U bertuliskan N. Sehingga ujung magnet batang yang lainnya akan menjadi kutub selatan, tuliskanlah huruf S disana.

Mengapungkan Benda Berat

Sebuah benda yang biasanya tenggelam, bisa terapung lho! Kamu juga bisa melakukan ini sendiri dengan percobaan ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu batang jarum
2.benang sepanjang 30 cm
3.Wadah berisi air
Cobalah Ini:
Coba kamu letakkan secara perlahan-lahan jarum diatas permukaan air. Apa yang terjadi dengan batang jarum?
Sekarang, bentuklah benang menyerupai huruf u. Tempelkanlah bagian lengkungannya pada pinggiran luar dari wadah berisi air. Posisikan benang diatas wadah dengan sejajar satu sama lain. Letakkan jarum diatas dua helai benang, usahakan agar seimbang. Turunkan perlahan-lahan ke permukaan air. Biarkan hingga benang sedikit tenggelam, kemudian geser benang dengan sangat perlahan. Jarumnya mengapung!

Apa yang terjadi?
Ketika kamu meletakkan jarum begitu saja, jarum akan tenggelam. Itu karena gaya tegang permukaannya langsung melemah dan saling terlepas. Namun, dengan bantuan benang, ketika jarum menyentuh permukaan, gaya tegang permukaannya tidak langsung terlepas dan melemah begitu saja. Sehingga gaya tegang tersebut masih mampu menahan jarum di permukaan.

Membuat Magnet Sendiri

Kamu tahu bahwa magnet memiliki daerah interaksi terkuat bernama kutub? Pada beberapa magnet, ditemukan bahwa kutub tersebut berada pada ujung-ujung magnet. Bagaimana dengan magnet donat? Dimanakah kutubnya berada?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah magnet donat
2.Magnet dengan ujung-ujung yang sudah diketahui
3.Pinsil

Cobalah Ini:
Pegang dengan erat magnet donat pada tangan kananmu. Lalu ambil magnet dan dekatkan salah satu ujungnya ke magnet donat. Dengan perlahan, carilah posisi dimana ujung magnet tertarik atau tertolak oleh magnet donat. Maka daerah tersebut bisa kita katakan sebagai kutubnya.
Cobalah dekatkan ujung magnet berkutub utara (N) perlahan ke kutub magnet donat yang telah kita dapatkan tadi. Daerah yang menolak ujung magnet tersebut akan menjadi kutub utara magnet donatnya. Sedangkan yang tertarik menjadi kutub selatannya.
Kali ini, cobalah untuk memasukkan pinsil kedalam lubang magnet donat. Lalu, masukkan magnet donat yang lainnya dengan posisi kutub yang sama saling berhadapan. Apa yang terjadi? Cobalah untuk membuat pinsilnya tegak. Apakah magnet donat yang atas akan jatuh menimpa magnet donat dibawahnya?

Apa yang terjadi?
Ternyata, Pada magnet donat, kutub-kutub magnetnya tidak berada pada ujungnya. Karena magnet donat tidak memiliki ujung. Melainkan terdapat pada permukaan atas dan bawah dari magnet donat, yang membentuk huruf O.
Pada saat dipasang pada pinsil, magnet donat yang diatasnya tidak akan jatuh menimpa magnet donat yang berada dibawahnya. Karena kedua kutubnya saling berhadapan dalam posisi tolak menolak.

Polarisator

Kamu mungkin pernah mendengar yang namanya polarisator. Kira-kira seperti apa sih fungsi polarisator itu?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Polarisator
2.Senter
3.Ruang gelap
Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap. Posisikan polarisator dalam posisi horisontal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan pola bayangannya.
Sekarang posisikan polarisator dalam posisi vertikal. Kemudian arahkan cahaya dari senter ke polarisator. Perhatikan posisi bayangannya.
Jika sulit melihatnya, coba kamu mengintip menggunakan polarisator pada posisi horisontal dan vertikal secara bergantian. Apakah kamu melihat ada perbedaan dari yang kamu lihat?

Apa yang terjadi?
Cahaya merupakan bentuk gelombang elektromagnetik yang saling tegak lurus. Polarisator berfungsi untuk menyeleksi cahaya yang melewatinya. Ketika kamu memposisikan polarisator horisontal atau vertikal, kamu berarti menyeleksi cahaya horisontal atau vertikal yang melewatinya.

Seberapa Kuatkah Magnet?

Magnet memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Tapi kamu tidak dapat mengatakan seberapa kuat magnet itu hanya dengan melihatnya. Cobalah dengan eksperimen ini. Apakah semua magnetmu memiliki kekuatan yang sama.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 3 Buah Magnet dengan bentuk berbeda
2. Penjepit Kertas
3.Beberapa kertas atau karton dengan ketebalan berbeda

Cobalah Ini:
Cobalah letakkan penjepit kertas pada jarak tertentu dari magnet. Perlahan-lahan, dekatkan magnet hingga penjepit kertas dapat ditarik. Apakah kamu merasakan seberapa kuat tarikannya? Cobalah dengan menggunakan magnet lainnya. Manakah magnet yang mampu menarik penjepit kertas dengan jarak yang paling jauh?
Sekarang, lakukan kembali percobaan yang pertama. Tapi, letakkanlah kertas/karton diantara magnet dan penjepit kertas. Apakah yang kamu rasakan ketika penjepit kertas tertarik oleh magnet? Apakah terasa lebih kuat, atau lebih lemah? Bagaimana dengan jarak tarikannya, apakah makin jauh atau makin pendek?

Apa yang terjadi?
Gaya magnet adalah gaya yang tidak terlihat. Gaya ini akan “menarik” atau “menolak” benda. Magnet memiliki kuat gaya yang berbeda-beda. Semua itu tergantung pada bentuk dan ukuran magnet, bahan yang digunakan, atau bagian dari magnet yang digunakan.
Berdasarkan kekuatannya, kamu mungkin tidak dapat merasakan kekuatan magnetnya hanya dengan menggunakan 1 magnet. Tapi ketika kamu menggunakan magnet yang lain, kamu baru dapat membedakan kekuatan magnetnya. Selain itu, kamu mungkin baru akan dapat merasakan perbedaanya ketika menggunakan kertas/karton. Tapi, kertas/karton itu sendiri tidak mempengaruhi gaya megnetnya. Sehingga hanya jarak pisahnyalah yang mempengaruhi interaksi tersebut

Rangkaian Seri dan Paralel

Arus listrik harus mengalir dalam suatu rangkaian tertutup untuk dapat berkerja. Ada dua macam rangkaian tertutup, seri dan paralel. Rangkaian seri adalah rangkaian yang terdiri dari satu arah lintasan yang lurus dan tidak bercabang. Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian yang terdiri dari banyak arah lintasan dan bercabang.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1. 4 buah kabel 30 cm
2. 2 bola lampu kecil dan soketnya
3. 2 baterai 9 volt
4. 2 kancing baterai

Cobalah Ini:
Rangkaian Seri
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut.
Gambar 1 Gambar 2
Rangkaian Paralel
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4, apa yang terjadi dengan nyala lampu?
Bandingkanlah kedua nyala lampu tersebut
Gambar 3 Gambar 4

Apa yang terjadi?
Salah satu komponen yang dibutuhkan oleh lampu untuk bisa menyala adalah tegangan. Semakin banyak kita menambah tegangan, maka lampu dapat menyala semakin terang. Ketika kita membuat rangkaian 1 (seri), kita membuat seri 2 lampu, sedangkan baterai yang dipakai hanya 1. Sehingga tegangan dari 1 baterai itu harus dibagi kepada 2 lampu yang ada. Akibatnya, nyala lampu menjadi redup.
Sedangkan pada rangkaian kedua, kita membuat seri 2 baterai dan 2 lampu. Sehingga kita menambahkan tegangan yang berasal dari dua baterai itu. Hasilnya, masing-masing lampu mendapat tegangan yang sama besar, yaitu satu lampu mendapat tegangan dari satu baterai. Tidak perlu berebutan tegangan.
Lain halnya pada rangkaian paralel, di rangkaian ini masing-masing “jalan” yang berada di dalam rangkaian paralel memiliki nilai tegangan yang sama. Jika kamu menambahkan “jalan” nya, nyala lampu tidak akan terpengaruh. Mau sebanyak apapun lampu dan baterainya, pada rangkaian paralel nyala lampu akan sama seperti ketika menggunakan satu lampu dan satu baterai.
Jadi, ketika kamu membuat suatu rangkaian, pastikan sumber tegangannya (baterai) kamu pasang seri, dan hambatannya (lampu) kamu pasang secara paralel.

Pemantulan Cahaya

Cahaya dapat dipantulkan pada cermin. Tapi, Selain cermin, cahaya juga dapat dipantulkan oleh beberapa bidang lainnya. Tapi apakah pemantulannya sama?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kertas Amplas
2.Lantai keramik licin
3.Lantai keramik kasar (biasa untuk dikamar mandi)
4.Senter
5.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan dalam keadaan gelap. Nyalakanlah lampu senter dan arahkan pada kertas amplas yang diletakkan di lantai. Posisikan agar jika ada cahaya yang dipantulkan mengarah ke dinding. Apakah ada pantulan cahaya yang dihasilkan?
Kemudian, cobalah dengan permukaan keramik licin tanpa dialasi apapun. Arahkan senter dan usahakan agar jika ada cahaya yang memantul, terlihat pada dinding. Apakah ada cahaya yang terpantul?
Ulangi langkah tersebut dengan permukaan keramik kasar. Bagaimana pantulan cahayanya?
Apa yang terjadi?
Ketika menggunakan kertas amplas, tidak ada pantulan yang terlihat. Tapi jika menggunakan keramik, pantulan tersebut terlihat. Hanya, pada keramik licin, pantulan terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan keramik kasar.
Hal ini karena cahaya memantul lebih teratur pada permukaan yang licin. Sedangkan pada permukaan kasar, cahaya memantul dengan tidak beraturan dan menghasilkan pantulan yang buram atau bahkan tidak ada sama sekali, karena cahaya tidak terfokus disana.

Pemantulan Cermin Ganda

Sim sala bim. Kamu pernah melihat film ninja dimana ninja tersebut bisa membuat dirinya menjadi banyak? Kamu juga bisa lho “memperbanyak diri” seperti itu. Walau mungkin gak seheboh yang ada di film.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah cermin datar
2.Orang-orangan

Cobalah Ini:
Pada percobaan ini, akan lebih baik jika kamu menggunakan cermin datar yang berukuran sama. Posisikanlah cermin hingga berhimpit pada satu sisinya, sehingga menyerupai huruf v. Posisikanlah agak lebar. Letakkanlah orang-orangan di antara cermin. Hitunglah jumlah bayangan yang ada di dalam cermin.
Geserlah cermin hingga semakin merapat. Lalu lihatlah jumlah bayangan yang dihasilkan.

Apa yang terjadi?
Posisi cermin yang seperti itu akan membuat bayangan kita semakin bertambah banyak. Semakin kecil sudut yang bisa diciptakan, maka semakin banyak bayangan yang dapat dihasilkan.
Tapi, kamu tidak akan melihat apa-apa ketika cermin tersebut kamu rapatkan (tutup). Secara teori, ketika sudut yang dihasilkan adalah 0 derajat (cerminnya rapat), maka bayangannya tak hingga. Cara untuk melihat bayangan tak hingga ini adalah dengan menggunakan 2 cermin rias yang cukup besar sehingga kamu bisa melihat bayanganmu sendiri. Posisikan dua cermin itu saling berhadapan, lalu kamu berdiri diantara kedua cermin itu. Perhatikanlah pada salah satu cermin, kamu akan lihat bayanganmu tidak habis-habis!

Pembiasan

Apakah kamu bisa membengkokkan pinsil? Jika tidak, kamu harus mencoba ini.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil
2.Gelas berisi air

Cobalah Ini:
Siapkanlah gelas berisi air. Pastikan gelas yang kamu gunakan transparan. Bukan mug keramik atau melamin yang bercorak. Masukkanlah pinsil kedalamnya. Sekarang, coba kamu lihat pinsil itu dari luar gelas. Bagaimana kelihatannya?

Apa yang terjadi?
Pinsil yang kamu lihat menjadi bengkok! Kamu akan melihat bagian yang ada di atas permukaan air dan yang berada dibawah permukaan air tidak sama. Hal ini terjadi karena adanya pembiasan cahaya.
Pembiasan adalah proses pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda. Maka, cahaya yang melewati air dan yang tidak melewati air, akan dibelokkan dengan arah dan sudut yang berbeda. Karena itu kita akan melihat pinsil tersebut bengkok.

Tekanan Udara

Kamu suka sulap? Cobalah ini dan peragakan didepan teman-temanmu! Buatlah teman-temanmu terkejut ketika kamu membuat air dalam gelas tidak tumpah walau kamu terbalikkan gelasnya.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Satu gelas berisi air
2.Selembar kertas
Cobalah Ini:
Siapkan gelas berisi air. Usahakan hingga penuh. Lalu tempelkan kertas di bibir gelas dengan sangat rapat. Dengan cepat baliklah gelas dengan sambil menempelkan kertas dibibir gelas. Lepas tanganmu perlahan-lahan dan biarkan kertas menempel dengan sendirinya pada bibir kertas.
Apa yang terjadi?
Kertas menempel pada bibir gelas dan air dalam gelasnya ternyata tidak tumpah. Tapi memang setelah beberapa lama air akan tumpah karena merembes kedalam kertas.
Ketika kita membalik gelas, kita membuat udara tidak ada yang keluar masuk, dan tekanan udara didalam gelas menjadi kecil. Sehingga tekanan diluar gelas yang lebih tinggi akan menahan kertas dan air pada posisinya dan menjaga air agar tidak tumpah dari gelas. Hebat ya?

Membuat Game Sederhana

Kali ini kita akan membuat game sederhana. Yaitu mencocokkan. Tentu sudah pernah mencobanya kan? Permainan dengan pertanyaan di sebelah kiri dan jawabannya di sebelah kanan. Kali ini, kita akan membuatnya dengan lebih menarik. Jika lampu menyala, berarti jawaban kamu benar.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kabel secukupnya dan dengan panjang yang diperlukan
2.Baterai 9 volt
3.Lampu kecil dan soketnya
4.Penjepit kertas secukupnya
5.Karton
6.Kertas

Cobalah Ini:
Pasanglah penjepit kertas pada sisi kiri dan kanan karton. Jumlahnya tergantung pada pertanyaan dan jawaban yang kamu inginkan. Buatlah pertanyaan dan jawaban pada kertas, lebih baik tidak terlalu panjang. Pasang lembar pertanyaan pada penjepit kertas di sebelah kiri, dan lembar jawaban di penjepit kertas sebelah kanan. Dibelakang kartonnya, pasanglah kabel pada penjepit kertas yang menghubungkan penjepit kertas sebelah kiri dan kanan.
Pasanglah kancing baterai pada baterai, dan hubungkan salah satu kabelnya pada soket lampu. Gunakan ujung-ujung kabel yang tidak terhubung untuk mencocokkan pertanyaan dan jawabannya. Jika benar, lampu akan menyala.

Membuat Magnet Sendiri

Magnet bisa dibuat dengan cara ditempelkan ke magnet dan dengan kumparan. Apakah ada cara lain membuat magnet?
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Batang besi
2.Magnet
3.Penjepit kertas

Cobalah Ini:
Untuk awalnya, cobalah dekatkan batang besi ke penjepit kertas untuk memastikan bahwa batang besi tersebut adalah batang besi biasa dan tidak menarik penjepit kertas. Kemudian, gosokkan magnet ke batang besi dengan gerakan yang searah selama beberapa lama. Ingat, gosokkan hanya dengan satu kutub magnet saja. Dekatkan batang besi ke penjepit kertas, apa yang terjadi?
Bantinglah dengan keras batang besi itu. Apa yang terjadi jika batang besi itu didekatkan ke penjepit kertas lagi?

Apa yang terjadi?
Batang besi memiliki atom-atom yang tidak beraturan. Ketika magnet digosokkan secara searah ke batang besi, maka atom-atom batang besi termagnetisasi dan saling sejajar membentuk barisan kutub magnet yang searah antara utara dan selatannya. Sehingga batang besi itu pun berubah menjadi magnet.
Namun ketika kita membanting dengan keras batang besi itu, maka kita membuat batang besi itu menjadi seperti semula karena atom-atom besi tersebut kembali tidak beraturan.

Membuat Pelangi dengan Prisma

Kamu mungkin suka memandangi pelangi. Nah, coba deh kamu lakukan percobaan ini untuk membuat pelangi kamu sendiri. Jadi kamu tidak perlu menunggu hujan lebat untuk bisa melihat pelangi.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Prisma
2.Senter
3.Ruang gelap

Cobalah Ini:
Pastikan ruangan tempat kamu melakukan ini cukup gelap, atau nantinya akan sulit melihat pelanginya. Peganglah prisma dengan perlahan. Kemudian arahkan senter yang sudah menyala ke prisma. Posisikan kemiringan prisma sedemikian rupa hingga kamu bisa melihat pelangi pada dinding.

Apa yang terjadi?
Pelangi adalah bentuk sebaran cahaya monokromatik. Cahaya putih sendiri, berasal dari cahaya-cahaya yang ada pada pelangi. Ketika cahaya tersebut berkumpul, terciptalah warna pelangi, dan kita hanya bisa melihatnya sebagai warna putih (Jangan bayangkan putih disini putih susu, tapi putih yang dimaksud adalah putih cahaya matahari).

Prisma sendiri, memiliki kemampuan untuk membiaskan (membelokkan) cahaya. Masing-masing warna cahaya memiliki posisi “belok” yang berbeda ketika dibiaskan melewati prisma. Sehingga cahaya putih tersebut terlihat terurai menjadi warna pelangi yang kita kenal.

Membuat Rheostat

Reostat adalah alat yang diletakan pada rangkaian untuk mengatur jumlah arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Mungkin kamu sudah pernah menggunakannya pada lampu hias untuk mengatur terang redupnya lampu atau pengatur volume suara pada speaker. Tapi sekarang akan kita coba membuat yang sederhana.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Pinsil kayu
2.Palu (hati-hati, mintalah bantuan orang yang lebih dewasa)
3.Lampu dan soketnya
4.Baterai 9 volt
5.Kancing baterai
6.Dua kabel 30 cm

Cobalah Ini:
Pinsil kayu terbuat dari batang karbon (grafit) yang dibungkus oleh dua kayu yang dilem. Cobalah membuka kayunya menjadi dua bagian dengan palu. Tapi jangan sampai batang karbonnya patah. Mintalah bantuan orang dewasa. Sambungkan kedua kabel ke kancing baterai yang telah dipasang pada baterai. Salah satu ujungnya yang lain dihubungkan dengan soket lampu, ujung yang lainnya ikat pada batang karbon dari pinsil. Ujung kabel yang tidak terikat, tempelkan pada bagian tengah batang karbon. Apa yang terjadi? Bagaimana jika kabel itu digeser mendekati kabel yang terikat? Bagaimana jika kabel itu digeser menjauhi kabel yang tersebut.

Apa yang terjadi?
Tentu kalian semua sudah mengetahui mengenai penghantar dan penghambat listrik (konduktor dan isolator). Reostat merupakan alat yang bisa kamu atur hambatannya sehingga dalam satu rangkaian kamu bisa mengatur besar kecilnya rangkaian. Ketika kamu menggeser kabel, berarti kamu menambah atau mengurangi hambatan. Semakin banyak karbon tersebut berada dalam rangkaian, maka semakin besar hambatannya, sehingga lampunya menjadi semakin redup. Begitu juga sebaliknya

Mengetahui Polaritas Baterai dengan Kentang dan Cuka

Baterai, selalu mamiliki dua kutub yang disebut terminal. Satu merupakan kutub positif, dan yang lainnya kutub negatif. Ketika baterai dipasang pada suatu rangkaian, batreai akan menghasilkan arus listrik yang disebut arus searah atau DC. Biasanya, kutub baterai ditulikan pada tempatnya. Tapi, kadang kita menemukan baterai yang tidak diketahui masing-masing kutubnya. Ini adalah contoh cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kutub-kutubnya tersebut.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Dua buah kabel sepanjang 30 cm
2.Baterai 9 volt
3.Gelas
4.Air
5.Kentang
6.Cuka
7.Gunting
8.Isolasi

Cobalah Ini:
Potong kabel menjadi dua, lalu kelupas masing-masing ujungnya. Hubungkan salah satu ujung kabel pada satu kutub, dan ujung lainnya pada kutub yang berbeda. Lalu, tusukkan pada kentang, ujung-ujung kabel yang tidak terhubung. Pastikan kedua ujung yang dimasukkan tidak saling bersentuhan! Setelah beberapa menit, perhatikan daerah pada kentang disekitas kabel. Apa yang terjadi?
Sekarang, isilah air sebanyak 3 gelas. Masukkan 2 sendokmakan cuka ke dalam gelas berisi air. Masukkan kedua ujung kabel yang telah dihubungkan dengan kedua kutub baterai kedalam gelas berisi larutan cuka. Ingat, jangan sampai kabel tersebut saling bersentuhan! Apa yang terjadi?

Kenapa itu Terjadi?
Arus listrik telah menyebabkan reaksi kimia pada kentang dan kabel. Daerah disekitar kabel yang dihubungkan dengan kutub positif (+), akan mengeluarkan gelembung-gelembung kecil. Sedangkan daerah disekitar kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif (-) akan berwarna hijau. Warna hijau ini disebabkan oleh reaksi oksidasi.
Begitu pula yang terjadi pada air cuka. Hanya saja, yang dapat terlihat adalah gelembung yang ada pada kabel yang dihubungkan ke kutub positif. Gelembung ini merupakan gelembung gas karbondioksida (CO2). Sedangkan reaksi oksidasi yang terjadi tidak terlihat pada kabel yang dihubungkan dengan kutub negatif.

Membuat Rheostat

Kamu heran dengan judul diatas? Jangan bingung. Karena kita memang bisa menusuk kentang dengan sebatang sedotan lho!
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Kentang
2.Sedotan

Cobalah Ini:
Peganglah dengan erat kentang di tangan kirimu atau kamu bisa letakkan di atas meja. Tapi peganglah agar kentang tidak bisa bergerak bebas. Lalu kamu genggam dengan erat sedotan di tangan kanan mu, dan tusukkanlah dengan cepat sedotan tersebut ke arah kentang. Dan, huup... Lihatlah apa yang terjadi.

Apa yang terjadi?
Ternyata kamu bisa menusuk kentang tersebut hanya dengan sedotan lho! Mungkin kamu akan gagal ketika pertama kali mencoba. Tapi kamu akan bisa menusukkannya kemudian. Padahal kentang tersebut lumayan keras. Koq bisa ya?
Kamu pernah mendengar hukum pertama Newton? Nah Inersia ini berperan dalam menusukkan sedotan kedalam kentang. Sedotan yang bergerak akan memberikan gaya kepada kentang. Tapi, karena kita membuat kentang diam, kita membuat kentang mempertahankan posisinya yang diam. Sehingga, sedotan yang bergerak tidak bisa memberikan gayanya kepada kentang. Akibatnya, si sedotan akan melaju terus menembus kentang.
Solar Clock

Kali ini kita akan memanfaatkan teknologi solar cell untuk menggerakkan sebuah baterai.
Apa Yang Kamu Butuhkan?
1.Panel surya (Solar sel, bisa kamu beli di toko komponen elektronik)
2.Jam dinding
3.Sumber cahaya yang cukup terang

Cobalah Ini:
Hubungkanlah panel surya ke jam dinding dengan menggunakan kabel. Mintalah bantuan orang dewasa untuk membantumu. Arahkan panel surya kearah matahari atau sumber cahaya yang cukup terang. Perhatikanlah, apakah jamnya menyala?
Apa yang terjadi?
Tentu saja jam akan menyala. Karena panel surya akan mengubah cahaya matahari menjadi sumber listrik yang bisa kita gunakan. Jika kamu mendapati jamnya tidak menyala, mungkin panel suryamu rusak, atau cahaya yang mengenai panel tidak cukup banyak, atau kamu menggunakan panel yang berdaya kecil.

Posting Komentar

 
Top